Penggunaan antibiotik kurang tepat masih banyak terjadi di Indonesia. Pemilihan dan penggunaan terapi antibiotika yang tepat dan rasional akan menentukan keberhasilan pengobatan untuk menghindari terjadinya resistensi bakteri. Dilihat dari hasil Riskesdas tahun 2013 dimana 35,2% rumah tangga di Indonesia menyimpan obat untuk Swamedika terdiri dari obat keras, obat bebas, antibiotika, obat tradisional dan obat-obat yang tidak teridentifikasi. Dimana menyimpan antibiotika sebesar 27,8% dimana 30,1% terjadi di pedesaan dan 86,1% menyimpan antibiotika tanpa resep. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara karakteristik orang tua (pendidikan, status ekonomi dan pengalaman) dengan pengetahuan dalam pemberian antibiotika pada anak.Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah ibu yang memiliki anak 0-5 tahun yang berada diĀ Jorong Balai AhadĀ berjumlah 69 orang, dengan teknik pengambilan sampel secara total sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan panduan kuesioner, kemudian diolah secara komputerisasi dengan menggunakan uji statistik chi-square.Hasil analisis univariat diketahui 60,9 % responden memiliki pendidikan rendah, 55,1 % status ekonomi tinggi, 76,8 % memiliki pengalaman, dan 55,1 % pengetahuan kurang dalam pemberian antibiotika. Hasil bivariat diketahui ada hubungan tingkat pendidikan (p = 0,030 dan OR = 3,400), status ekonomi (p = 0,000 dan OR = 8,013), dan pengalaman (p = 0,034 dan OR = 4,853) dengan pengetahuan orang tua dalam pemberian obat antibiotika pada anak.Disimpulkan bahwa ada hubungan karakteristik dengan pengetahuan orang tua tentang pemberian obat antibiotika pada anak. Diharapkan pada petugas kesehatan agar memberikan penjelasan yang lengkap tentang pemberian obat antibiotika agar dapat bekerja maksimal dalam pengobatan.Kata Kunci : Karakteristik, Pengetahuan orang Tua tentang Penggunaan antibiotika Pada Anak.
Copyrights © 2017