Pengelolaan sumber daya air suatu pulau memerlukan perhatian pada karakteristik dan potensi pulau tersebut. Hal tersebut terjadi pada pulau Selaru, kabupaten Maluku Tenggara Barat yang akan menjadi lokasi pengelolaan Penambangan Liquid Natural Gas/LNG Blok Masela. Dengan adanya kegiatan tersebut, maka kebutuhan air akan meningkat pula, yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah penduduk. Dengan demikian diprediksi terjadi kebutuhan air yang meningkat dan melebihi ketersediaan air. Apabila hal seperti ini tidak diantisipasi, maka dikhawatirkan dapat menimbulkan konflik akibat ketidakseimbangan antara supply dan demand. Oleh karena itu perlu upaya secara proporsional dan seimbang antara pengembangan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya air. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memanen air hujan, sehingga diharapkan kebutuhan air dapat terpenuhi. Rangkaian perhitungan memanen air hujan dimulai dengan analisis jumlah penduduk, baik pertumbuhan alami maupun pertumbuhan akibat penambahan penduduk akibat penambangan, analisis kebutuhan air bersih penduduk alami dan penduduk penambahan. Dari hasil analisis kemudian didapatkan kebutuhan tampungan air dengan jumlah water tank. Dari analisa dan perhitungan, pertumbuhan penduduk secara alami memberi konsekuensi kebutuhan memanen air hujan pada tahun 2023 sebanyak 36 unit water tank, tahun 2028 sebanyak 37 unit water tank, tahun 2033 sebanyak 38 unit water tank, tahun 2038 sebanyak 40 unit water tank. Akibat kegiatan penambangan, berdampak pada penambahan penduduk dengan demikian akan berpengaruh pada kebutuhan air bersih. Sehingga untuk meamanen air hujan pada tahun 2023 dibutuhkan sebanyak 148 unit water tank, tahun 2028 sebanyak 154 unit water tank, tahun 2033 sebanyak 159 unit water tank, tahun 2038 sebanyak 165 unit water tank. Kata kunci : blok marsela,tambang, memanen air
Copyrights © 2018