Pattingalloang : Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan
Vol. 5, No. 1, April 2018

Pendudukan Jepang di Pulau Lakkang di Makassar 1942-1945

Darminto, Ardianto Raharjo (Unknown)
Ridha, Muhammad Rasyid (Unknown)
Ahmadin, Ahmadin (Unknown)



Article Info

Publish Date
24 Feb 2019

Abstract

Tulisan ini menjelaskan tentang suatu peristiwa terkait Pendudukan Jepang di Pulau Lakkang Makassar semasa perang dunia II di kawasan Asia-Pasifik. Alasan Jepang memilih Pulau Lakkang sebagai tempat persembunyian dan basis pertahan karena wilayah ini dianggap oleh Jepang sangat strategis untuk menunjang potensi perang. Masuknya Jepang di Pulau Lakkang tidak terlepas karena perang yang semakin memanas pada Tahun 1943 dan pola pendudukan Jepang yang merupakan sandi perang Jepang terbaca oleh sekutu, sandi perang Jepang itu disebut dengan Gurita Timur yang merupakan pola pendudukan yang menunjang gerakan dimana bertujuan untuk mengepung tentara sekutu. Sebagai akibatnya Jepang yang telah berhasil menduduki Makassar dan dengan cepat membentuk pemerintahan angkatan laut agar dapat menyelenggarakan kebijakan demi untuk kepentingannya tidak mampu bertahan lama sebab sekutu melancarkan serangan bom udara secara berangsur-angsur. Pasukan Jepang mundur ke Pulau lakkang yang dianggapnya strategis, setelah berhasil menduduki Lakkang, dengan cepat Jepang mengontrol dan mengawasi gerak-gerik masyarakat dan keadaan sekitar. Semasa pendudukannya, Jepang menerapkan berbagai kebijakan yang bersifat humanis dengan cara tidak menghilangkan nilai demokrasi di tengah masyarakat. Kebijakan Jepang bagi masyarakat berdampak baik dan buruk secara politik, sosial maupun ekonomi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian historis ( Historical Research ), yang terdiri atas beberapa tahapan yakni: (1) Heuristik, dengan melakukan wawancara terhadap warga yang masih hidup sejak pendudukan Jepang seperti, Munding, Dg.Ngona, dll. Mengumpulkan arsip di Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Sulawesi Selatan, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi-selatan, datadata kelurahan, jurnal terkait dll. Selain itu juga digunakan buku-buku yang terkait dengan Pendudukan Jepang . ). (2) Kritik atau proses verifikasi keaslian sumber sejarah. (3) Interpretasi atau penafsiran sumber sejarah, dan (4) Historiografi, yakni tahap penulisan sejarah.

Copyrights © 2018