Sirok Bastra
Vol 6, No 2 (2018): Sirok Bastra

WACANA SEREMONIAL PIDATO DALAM UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA (Speech Ceremonial Discourse in The Javanese Tradition Wedding Ceremony)

Mulyana Mulyana (Universitas Negeri Yogyakarta)



Article Info

Publish Date
31 Dec 2018

Abstract

Pidato dalam upacara perkawinan adat Jawa adalah bagian penting dalam keseluruhan tradisi bahasa dan budaya Jawa. Sebagai satuan wacana, struktur, dan muatan budaya dalam pidato menyimpan sejumlah permasalahan. Tujuan penelitian menjelaskan penggunaan bahasa, estetika bahasa, dan perubahan wacana pidato. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik yang dilengkapi dengan analisis wacana (discourse analysis). Bahan penelitian atau data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tuturan lisan pidato perkawinan (PP) yang dapat didokumentasikan selama penelitian. Tuturan yang diambil sebagai data, didokumetasikan dari tuturan langsung dalam upacara perkawinan yang diselenggarakan oleh masyarakat Jawa di wilayah Yogyakarta. Hasil analisis menunjukkan: pertama, bahasa yang digunakan dalam upacara perkawinan masyarakat Jawa antara lain adalah: bahasa Jawa, bahasa Indonesia, bahasa campuran Jawa-Indonesia (Jawindo). Dalam penyampaiannya, wacana pidato kadang-kadang mengalami gejala alih kode dan campur kode, dan mengalami perubahan atau pergantian tingkat tutur. Kedua, unsur-unsur estetika yang digunakan dalam wacana pidato perkawinan yang berhasil ditemukan antara lain adalah: tembung saroja, tembung garba, yogyaswara, keratabasa, tembung entar, paribasan, bebasan, saloka, pepindhan, pralambang, purwakanthi, panambang bunyi ha-, seselan –in-, seselan –um-, tembung kawi, dan diksi religiusitas. Ketiga, terjadinya perubahan wacana pidato perkawinan disebabkan oleh perubahan konteks yang melatarbelakanginya. Konteks dalam hal ini berkaitan dengan situasi atau suasana yang berlangsung dalam upacara tersebut.  Speech in the Javanese wedding ceremony is important part in the Javanese tradition. But, as a unit of discourse, structure, and culture content in speech have several problems. This study aims to explain language usage, language aesthetics and speech discourse changes. This study used the sosiolinguistic approach that accompanied by the discourse analysis. This study used the object and/or data of the oral story about wedding speech (PP: pidato perkawinan) that gathered and documented as long as the study was conducted. The stories taken as data were documented from the direct stories in the wedding ceremony that performed by the Javanese in the area of Yogyakarta. The analysis results performed to the data could describe and explain several problems of this study. First, the spoken language in the wedding ceremony in the Javanese people were the Javanese, the Indonesian, and the mixed language between them called Jawindo (Javanese-Indonesian). Second, the aesthethics elements used in the wedding speech discourse that we found successfully were: tembung saroja, tembung garba, yogyaswara, keratabasa, tembung entar, paribasan, bebasan, saloka, pepindhan, pralambang, purwakanthi, panambang bunyi ha-, seselan -in-, seselan -um-, tembung kawi, and religious diction. Third, the change of the wedding speech discourse was happened because of the change of the underlying context. Context in this case related to the situation and ambience during the ceremony.

Copyrights © 2018






Journal Info

Abbrev

sirokbastra

Publisher

Subject

Humanities Languange, Linguistic, Communication & Media

Description

SIROK BASTRA is a journal which publishes language literature and language literature education research, either Indonesian, local, or foreign research. All articles in SIROK BASTRA have passed the reviewing process by peer reviewers and edited by editors. SIROK BASTRA is published by Kantor Bahasa ...