JLBG (Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi) (Journal of Environment and Geological Hazards)
Vol 10, No 2 (2019)

Intensitas Erosi pada Kerucut Sinder Gunungapi Slamet Berdasarkan Pembagian Kelas Morfometri Kerucut, Jawa Tengah

Wilda Aini Nurlathifah (Museum Geologi Badan Geologi, Kementrian ESDM)
Ildrem Syafri (Universitas Padjadjaran)
Johanes Hutabarat (Universitas Padjadjaran)
Agustina Djafar (Museum Geologi Badan Geologi, Kementrian ESDM)



Article Info

Publish Date
02 Oct 2019

Abstract

Gunung Slamet memiliki 35 kerucut sinder di sisi lereng timurnya. Kerucut ini menyebar secara acak dan hadir baik di tubuh Gunung Slamet dan sebagian kecil di kaki Gunung Slamet. Kerucut sinder ini merupakan jenis kerucut parasit monogenetik yang muncul setelah Gunung Slamet Tua terbentuk. Meskipun secara sekilas kenampakan morfologi kerucut sinder Gunung Slamet hampir seluruhnya sama, namun dengan menggunakan data citra beresolusi tinggi akan didapat perbedaan bentuk kenampakan morfologinya. Dari kenampakan morfologi ini dapat dihitung morfometrinya untuk ditentukan kelas kerucutnya. Menurut Taylor, dkk. (2003), kelas morfometri kerucut sinder ini berhubungan dengan tingkat degradasi atau erosi dari suatu kerucut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi intensitas erosi yang terjadi pada kerucut sinder Gunung Slamet berdasarkan pembagian kelas morfometrinya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis morfometri dengan menggunakan citra satelit TerraSar untuk menghitung parameter kerucut, seperti bentuk kerucut, bentuk kawah, relief, sudut lereng kerucut, dan rasio tinggi kerucut/diameter alas kerucut. Untuk memudahkan penelitian, dipilih 5 buah kerucut sinder yang mewakili kelompok kerucut yang hadir di tubuh (fasies medial) dan di kaki (fasies distal) Gunung Slamet baik secara soliter maupun berkelompok. Kelima kerucut sinder tersebut adalah Kerucut Sinder Bukit Lingi/Pisang, Kerucut Sinder Bukit Kandanggotong, Kerucut Sinder Bukit Siremeng, Kerucut Sinder Bukit Batusanggar dan Kerucut Sinder Bukit Telu. Kelas morfometri kerucut 1 menunjukkan tingkat erosi yang paling rendah dengan karakteristik bentuk kerucut yang masih cukup sempurna, bentuk kawah yang masih terlihat jelas dan dalam, nilai sudut lereng yang besar, relief yang cukup halus, dan rasio tinggi/diameter alas kerucut yang cukup tinggi. Semakin besar angka dalam kelas morfometri kerucut sinder memberi arti bahwa intensitas erosi semakin besar. Dari kelima kerucut sinder yang dianalisis diketahui bahwa kerucut sinder Bukit Telu yang terletak pada kaki Gunung Slamet memiliki kelas morfometri kerucut 1. Hal ini berarti intensitas erosinya paling rendah. Sementara itu, kerucut sinder Bukit Siremeng yang terletak di tubuh Gunung Slamet masuk ke dalam kelas kerucut 4 dan memiliki intensitas erosi paling tinggi dibandingkan dengan keempat kerucut lainnya.

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

jlbg

Publisher

Subject

Earth & Planetary Sciences Environmental Science

Description

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi (JLBG) merupakan terbitan berkala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan, yang terbit triwulan (tiga nomor) dalam setahun sejak tahun 2010. Bulan terbit setiap tahunnya adalah bulan April, Agustus dan Desember. JLBG telah terakreditasi LIPI dengan nomor ...