Menurut dasar penelitian medis pada tahun 2007 diperoleh prevalensi TB paru di Indonesia 400/100.000 penduduk sedangkan hasil pada 2010 untuk 725/100.000 penduduk seperti yang dilakukan pada penduduk di Sumatera. Transmisi terjadinya tuberkulosis paru dipengaruhi oleh faktor lingkungan rumah ( ventilasi, pencahayaan, lantai dan kepadatan rumah tinggal). Rendahnya persentase rumah sehat berkontribusi terhadap penularan tersangka TB paru di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hubungan kondisi lingkungan fisik rumah dengan kejadian TB paru yang berbeda dengan faktor usia, jenis kelamin dan daerah tempat tinggal di Sumatera. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan sampel dari populasi penelitian di atas usia 15 tahun di Sumatera, yang berjumlah 38.419 responden. Pasien tuberkulosis paru diagnosis oleh petugas kesehatan melalui pemeriksaan dahak atau rongten paru-paru. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa faktor lingkungan fisik rumah yang beresiko pada kejadian TB paru di Sumatera yaitu ventilasi dengan nilai PR 1,314 ( 90 % CI : 1.034,1.670 ), pencahayaan PR 1,564 ( 90 % CI : 1.223,2.000 ) dan kepadatan hunian PR 1,029 ( 90 % CI : 0.798,1.327). Dari model akhir menemukan bahwa hubungan rumah lingkungan fisik dengan kejadian tuberkulosis paru di Sumatera berbeda secara signifikan dengan usia dan jenis kelamin .
Copyrights © 2012