Pemilihan terapi antibiotika harus berdasarkan hasil kultur, pola resistensi serta guideline yang ada karena mikroorganisme dan sensitivitasnya terhadap antibiotika senantiasa berubah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien pediatri dengan leukimia limfoblastik akut yang mengalami febrile neutropenia selama pemberian kemoterapi kanker di RSKD Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif dan prospektif di periode bulan Maret -April 2014. Data diambil dari rekam medik pasien kemudian dianalisis dengan dekskriptif. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi adalah pasien pediatri ≤ 18 tahun yang mengalami febrile neutropenia yang mendapat kemoterapidan Absolute Neutrophile Count(ANC) < 1500 sel/mm3 Suhu oral ≥ 38,3 °C atau 2-3x terukurnya suhu ≥ 38°C selama lebih dari 1 jam. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pencatatan pada  form pengambilan data yang diambil dari mediacal record. Pada penelitian ini terdapat 25 episode pasien pediatri dengan febrile neutropenia yang sesuai dengan kriteria inklusi. Tingkat keparahan febrile neutropenia yang terjadi sebanyak (72 %) severe, (24 %) moderate dan (4 %) mild. Penggunaan antibiotik paling banyak cefotaxime (56 %), ceftazidime (28 %) dan berdasarkan hasil kultur (28 %). Keberhasilan terapi antibiotik empirik yang digunakan (88  %) dan kegagalan terapi sebesar (12 %). Pemilihan terapi antibiotika pada pasien pediatri leukimia limfoblastik akut yang mengalami febrile neutropenia sudah sesuai dengan guideline dan pola kuman di RSKD Jakarta.Kata Kunci : febrile neutropenia, antibiotika, keberhasilan terapi
Copyrights © 2014