Berawal dari ungkapan Emile Durkheim tentang perubahan dari masyarakat solidaritas mekanik ke solidaritas organik bahwa seseorang tidak dituntut untuk memilih seorang calon istri atau suami dari satu keluarga atau klan atau dari kelompok tertentu lainnya; juga seseorang tidak dipaksa untuk menerima keputusan orangtuanya dalam memilih pasangan hidupnya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan faktor-faktor dan dampak yang ditimbulkan dari perkawinan beda agama ditinjau dari sudut pandang sosiologi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik angket. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa bila ditinjau dari perkawinan beda agama, maka dalam masyarakat organik masih ada kesadaran kolektif yang bersifat mekanik. Dikatakan demikian karena dalddam masyarakat organik, tuntutan memilih calon istri/suami dari keluarga, klan, kelompok tertentu masih besar/kuat. Kemudian, tuntutan atau campur tangan orangtua dalam pemilihan pasangan hidup anggota keluarganya masih sangat kuat. Selanjutnya, pada masyarakat organik, masih terdapat kesadaran kolektif yang bersifat mekanik sehingga pada masyarakat organik tidak menjamin munculnya individualis seperti dikotomi yang dikemukan oleh Emile Durkheim
Copyrights © 2019