Bencana asap akibat kebakaraan hutan sangat serius terjadi di Provinsi Jambi. Kabupaten Muaro Jambi merupakan Kabupaten/Kota kedua yang paling parah mengalami bencana kebakaran hutan dan lahan. Angka insidensi ISPA selama masa darurat bencana asap tercatat 900 hingga 1500 kasus per minggu selama bulan September sampai November 2015 di Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian bertujuan mengetahui pola hubungan faktor cuaca (curah hujan, kelembaban udara, suhu udara, lama penyinaran matahari dan kecepatan angin), hotspot (titik api) dan PM10 terhadap kejadian ISPA di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2015-2016. Penelitian ini menggunakan studi ekologi dengan pendekatan spasial-temporal. Populasi pada penelitian ini adalah wilayah administrasi Kabupaten Muaro Jambi dengan kejadian penderita ISPA selama periode tahun 2015-2016. Keseluruhan kasus ISPA diteliti dalam penelitian ini yang terjadi selama periode tahun 2015-2016. Terdapat hubungan secara statistik antara variabel lama penyinaran matahari dengan kejadian ISPA (p=0,0089, r= -0,0522). Hasil analisis grafik/ analisis time-trend terdapat pola hubungan searah antara PM10 dan hotspot dengan kejadian ISPA sedangkan pola hubungan yang berlawanan cenderung terlihat antara curah hujan dengan, kelembaban udara dan lama penyinaran matahari dengan kejadian ISPA. Perlu peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan akibat prilaku membakar lahan terutama pada musim kemarau serta Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun Provinsi dapat menggunakan data variabel cuaca dan pencemaran udara serta titik api (hotspot) dalam survailance penyakit ISPA untuk upaya mitigasi dan kewaspadaan dini terhadap peningkatan kejadian ISPA terutama pada musim kemarau setiap tahunnya.
Copyrights © 2019