Jurnal Ilmu Kesehatan Duta Gama Klaten
Vol 8 No 2 (2016): JURNAL ILMU KESEHATAN STIKES DUTA GAMA KLATEN

UJI EVALUASI SALEP MINYAK ATSIRI RIMPANG LENGKUAS MERAH BASIS LEMAK DAN BASIS LARUT AIR TERHADAP AKTIVITAS Candida albicans

KLATEN, STIKES DUTAGAMA (Unknown)



Article Info

Publish Date
04 Dec 2016

Abstract

Latar Belakang :Lengkuas merah (Alpinia Purpurata K. Schum) mempunyai kandungan minyak atsiri yang terdapat pada bagian rimpang. Minyak atsiri rimpang lengkuas merah (Alpinia Purpurata K. Schum) mengandung cineole, chavicol, ? ? caryophyllene, ? ? selinene dan eugenol. Secara empiris lengkuas merah (Alpinia Purpurata K. Schum) berfungsi sebagai obat panu (jamur). Senyawa yang telah diteliti mempunyai efek antijamuradalah eugenol. Minyak atsiri mudah menguap sehingga kurang praktis, kurang stabil dan tidak dapat digunakan secara langsung. Untuk memudahkan pemakaian dan mengoptimalkan terapi pengobatan topikal maka minyak atsiri diformulasikan dalam sediaan salep. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan salep minyak atsiri rimpang lengkuas merah (Alpinia Purpurata K. Schum) dengan basis lemak (vaselin kuning) dan basis larut air (PEG 4000) terhadap aktivitas antijamur Candida albicans dan sifat fisik salep. Metode Penelitian :Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode One Group Pretest Posttest. Minyak atsiri rimpang lengkuas merah (Alpinia Purpurata K. Schum)  diperoleh dengan cara destilasi uap dan air selama ± 6 jam.  Selanjutnya minyak atsiri pada konsentrasi 5%, 10%, 15% dan 25% diuji aktivitas antijamur Candida albicans. Minyak atsiri konsentrasi 15% diformulasikan dalam sediaan salep dengan basis lemak (vaselin kuning) dan basis larut air ( PEG 4000). Pengujian sediaan salep meliputi uji aktivitas antijamur Candida albicans dan sifat fisik salep. Pengujian aktivitas antijamur menggunakan Candida albicans dengan metode difusi agar dengan teknik sumuran, sedangkan untuk Pengujian sifat fisik salep meliputi uji homogenitas, daya sebar, daya lekat, uji pH dan uji daya proteksi. Data yang diperoleh dianalisis secara langsung dalam bentuk gambar dan tabel. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan basis lemak (vaselin kuning) memiliki daya sebar 6,3 cm, daya lekat 15 detik dan pH 4,75, sedangkan basis larut air (PEG 4000) memiliki daya sebar 5,1 cm, daya lekat 9 detik dan pH 5. Untuk uji homogenitas dan daya proteksi, kedua basis memiliki hasil yang sama. Aktivitas antijamur salep basis lemak (vaselin kuning) lebih besar dari basis larut air (PEG 4000). Hal ini dapat dilihat dari diameter zona hambat basis lemak (vaselin kuning) rata ? rata 14 mm dan basis larut air (PEG 4000) rata- rata 9,3 mm. Kesimpulan : Penggunaan basis lemak (vaselin kuning)dalam pembuatan salep minyak atsiri lengkuas merah (Alpinia Purpurata K. Schum) memiliki sifat fisik yang lebih bagus dibandingkan basislarut air (PEG 4000), hal ini terlihat dari nilai daya sebar, daya lekat dan pH yang lebih baik.Selain itu basis lemak (vaselin kuning) juga memiliki daya hambat antijamur lebih besar dibandingkan basis larut air (PEG 4000), hal ini ditandai dengan nilai diameter zona hambat yang lebih besar.

Copyrights © 2016






Journal Info

Abbrev

e-journal

Publisher

Subject

Health Professions Medicine & Pharmacology Nursing Public Health

Description

Journal of Health Science Duta Gama (JlKes) is a journal that publishes research results, scientific reviews and other information in the field of Health Science, Technology and Arts (IPTekS), especially public health, nursing and midwifery. The editor has the right to make edits, revises and ...