Peristiwa gempa bumi dan tsunami yang melanda Aceh 10 tahun silam telah menimbulkan berbagai dampak. Salah satunya adalah di dunia pendidikan, yaitu bertambahnya jumlah murid dengan status anak berkebutuhan khusus (ABK). Padahal sampai saat ini keberadaan sekolah yang mengakomodasi anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Aceh Barat Daya masih sangat kurang. Padahal hak anak didik masih banyak yang belum terpenuhi, apalagi anak yang berstatus sebagai anak ABK. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan potensi sekolah yang dapat dijadikan sebagai pelaksana sekolah inklusif yang berbasis welcoming school untuk semua anak di Kabupaten Aceh Barat Daya. Dengan pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini mengambil populasi semua sekolah dasar di Kabupaten Aceh Barat Daya. Kemudian diambil sampel satu sekolah yang merepresentasikan jumlah sekolah di Kabupaten Aceh Barat Daya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kesan kurang siap pihak sekolah dan pemerintah dalam pelaksanaan sekolah inklusif bagi ABK di Kabupaten Abdya. Berbagai kekurangan dan ketidaksempurnaan, bukan berarti pelaksanaan pendidikan inklusif tidak dapat diaplikasikan. Dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif perlu adanya sistem dukungan. Sistem dukungan tersebut dapat berupa dukungan dalam bentuk regulasi atau kebijakan-kebijakan pemerintah daerah yang jelas mengenai pendidikan inklusif. Sebagai upaya untuk mengembangkan Pendidikan Inklusif di Kabupaten Aceh Barat Daya, diperlukan sinergitas berbagai komponen masyarakat, para ahli, dan ketersediaan fasilitas yang mendukung akselerasi atau percepatan program Pendidikan Inklusif. Oleh karena itu, pembentukan kelompok kerja Pengembangan Pendidikan Inklusif di Kabupaten Abdya menjadi sangat penting sebagai forum advokasi dan penggerak percepatan Pendidikan Inklusif di Kabupaten Abdya.
Copyrights © 2018