Minyak jelantah tergolong minyak limbah yang pemakaiannya seringkali diulang secara terus menerus. Minyak jelantah mengalami penurunan standar mutu minyak goreng yang ditandai dengan adanya bau tengik dan warna yang cenderung gelap sehingga berpotensi besar membahayakan tubuh. Minyak jelantah dapat dimanfaatkan kembali dengan cara menyerap impuritis dan warna yang terdapat pada minyak jelantah menggunakan adsorben. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan tingkat warna yang keruh dan kadar FFA dari minyak jelantah dengan menggunakan adsorben dari kulit salak dan biji kurma dengan variasi perbandingan massa kulit salak dan biji kurma 25:75, 50:50, dan 75:25 gram dari total massa bahan baku dan lama waktu pengadukan adsorben 50, 70, dan 90 menit. Adsorben yang paling baik dalam penurunan tingkat kekeruhan warna dan kadar FFA adalah adsorben dengan perbandingan massa biji kurma dan kulit salak 25:75 pada menit ke-90 waktu pengadukan. Adsorben mengurangi tingkat kekeruhan warna minyak jelantah dari 1,2 abs menjadi 0,23 abs dan menurunkan kadar FFA minyak jelantah dari 1,768% menjadi 0,358%.
Copyrights © 2016