Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH WAKTU DAN TEGANGAN LISTRIK TERHADAP LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA DENGAN METODE ELEKTROLISIS Achsin Muhammad Afandi; Ihsanul Rijal; Tamzil Aziz
Jurnal Teknik Kimia Vol 23 No 2 (2017): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah cair rumah tangga adalah limbah cair yang terdiri dari pembuangan air kotor dari kamar mandi, kakus dan dapur. Masalah lingkungan yang utama dari limbah cair rumah tangga adalah jumlah zat dari bahan mineral dan organik yang merupakan polutan air. Cara yang digunakan dalam mengolah limbah cair rumah tangga salah satunya dengan metode elektrolisis. Prinsip elektolisis adalah dengan mengalirkan arus listrik searah (DC) dari anoda menuju katoda. Kedua elektroda ini akan menarik materi pencemar menjadi flok yang dapat dengan mudah diendapkan dan dipisahkan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh waktu proses dan tegangan listrik terhadap proses flokulasi materi limbah rumah tangga yang diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Hasil yang terbaik pada penelitian ini yaitu efisiensi penurunan BOD sebesar 89,64%. dan efisiensi penurunan TSS sebesar 90% dengan lama waktu proses 3 Jam dan tegangan listrik 15 volt.
PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN METODE PENGGARAMAN Tamzil Aziz; Yohana Olga; Ade Puspita Sari
Jurnal Teknik Kimia Vol 23 No 2 (2017): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pohon kelapa merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam pembangunan sub sektor perkebunan, antara lain untuk memenuhi kebutuhan domestik, maupun sebagai komoditi ekspor penghasil devisa negara. Virgin coconut oil merupakan produk olahan daging kelapa yang memiliki banyak manfaat yang berupa cairan berwarna jernih, tidak berasa dengan bau khas kelapa. Pembuatan VCO ini tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena bahan baku mudah didapat dengan harga yang murah dan pengolahan yang sederhana. Pada saat ini telah dikembangkan berbagai cara pengolahan minyak kelapa seperti pemanasan, pengenziman, penggaraman, pancingan, dan pengasaman. Dalam penelitian ini VCO dibuat dengan penambahan garam CaCl2 (penggaraman). Penelitian ini untuk melihat pengaruh berat garam (1 gram, 2 gram, 3 gram) dan waktu penggaraman (12 jam, 24 jam, 36 jam) terhadap rendemen yang dihasilkan. Uji analisa VCO pada penelitian ini meliputi uji kadar air, kadar FFA, warna, rasa, bau dan komposisi. Uji komposisi VCO dilakukan dengan menggunakan alat GC. MS (Gas Chromatography Mass Spectrofotometry). Dari hasil penelitian didapatkan rendemen terbanyak sebesar 26,9% pada waktu penggaraman 36 jam dengan berat garam 3 gram dan kadar asam laurat sebesar 51,1%.
PENURUNAN KADAR FFA DAN WARNA MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN ADSORBEN DARI BIJI KURMA DAN KULIT SALAK Tamzil Aziz; Dini Shabrina; Rinny Novia Pratiwi
Jurnal Teknik Kimia Vol 22 No 1 (2016): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minyak jelantah tergolong minyak limbah yang pemakaiannya seringkali diulang secara terus menerus. Minyak jelantah mengalami penurunan standar mutu minyak goreng yang ditandai dengan adanya bau tengik dan warna yang cenderung gelap sehingga berpotensi besar membahayakan tubuh. Minyak jelantah dapat dimanfaatkan kembali dengan cara menyerap impuritis dan warna yang terdapat pada minyak jelantah menggunakan adsorben. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan tingkat warna yang keruh dan kadar FFA dari minyak jelantah dengan menggunakan adsorben dari kulit salak dan biji kurma dengan variasi perbandingan massa kulit salak dan biji kurma 25:75, 50:50, dan 75:25 gram dari total massa bahan baku dan lama waktu pengadukan adsorben 50, 70, dan 90 menit. Adsorben yang paling baik dalam penurunan tingkat kekeruhan warna dan kadar FFA adalah adsorben dengan perbandingan massa biji kurma dan kulit salak 25:75 pada menit ke-90 waktu pengadukan. Adsorben mengurangi tingkat kekeruhan warna minyak jelantah dari 1,2 abs menjadi 0,23 abs dan menurunkan kadar FFA minyak jelantah dari 1,768% menjadi 0,358%.
PENGARUH PENCUCIAN DENGAN DETERJEN TERHADAP KOMPOSISI DAN NILAI TPH PADA TANAH YANG TERKONTAMINASI OIL Tamzil Aziz; Ayu Permatasari; Anita Puspa Sari
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 1 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebocoran pipa saluran minyak bumi dapat menyebabkan pencemaran tanah yang berada padalingkungan tempat saluran pipa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses remediasi tanah yangterkontaminasi minyak bumi. Banyak cara remediasi yang digunakan untuk mengatasi masalahpencemaran tanah leh minyak bumi. Teknik remediasi tanah dapat dilakukan secara biologis dan maupunnonbiologis. Pada penelitian ini dilakukan proses remediasi secara nonbiologis dengan menggabungkanteknik cuci lahan dan desorpsi termal. Pada penelitian ini dilakukan variasi berat deterjen yaitu 30 gramdan 50 gram dengan merk yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencucian yang lebih baikdari hasil penelitian untuk 5 liter air, 30 gram deterjen merk Rinso dan 5 kg tanah karena menghasilkanpersen total petroleum hydrocarbon (TPH) sebesar 0,65% dengan pH 7,8, C-Organik 1,39%, dan Na 2,18me/100 g. Konsentrasi hidrokarbon minyak bumi pada <10.000 mg/kg atau 1% tidak menyebabkandampak negatif pada pertumbuhan berbagai tanaman. Tanah ini dapat dikembalikan lagi ke lingkungandengan menambahkan tanah humus.
REMOVAL LOGAM BERAT DARI TANAH TERKONTAMINASI DENGAN MENGGUNAKAN CHELATING AGENT (EDTA) Tamzil Aziz; Amalia Rizky; Vishe Devah
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 2 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kontaminasi logam berat seperti Pb dan Fe banyak ditemui pada tanah dan barakibat buruk pada fertilitastanah. Soil Washing adalah salah satu proses remediasi tanah dengan mengkontakkan tanah kontaminandengan larutan pencuci, dalam penelitian ini kami menggunakan larutan EDTA dengan berbagaikonsentrasi (0,025 M, 0,050 M, 0,075 M, dan 0,1 M . EDTA digunakan sebagai larutan pencuci karenaEDTA dapat menyerap logam lebih baik dan Pencucian tanah dilakukan secara batch dengan larutanEDTA dengan rasio solid:liquid 1:1. Lama pencucian berkisar dari 30 - 90 menit. Kandungan logamberat pada tanah kontaminan dapat diukur dengan Atomic absorption spectrometry (AAS). Hasil analisamenunjukkan removal Fe lebih besar dari removal Pb pada waktu 90 menit dengan konsentrasi EDTA0,1 M. Persentasi penghilangan logam Fe berkisar2,35% - 88,22%, removal logam Pb berkisar dari13,39% - 31,22%. Keefektifan removal logam meningkat dengan kenaikan konsentrasi. Logam Feterangkat secara maksimal pada konsentrasi larutan EDTA 0,1 M pada 90 menit, sedangkan Pbberkurang terangkat secara maksimal pada konsentrasi larutan EDTA 0,1 M pada 30 menit.
Pengaruh jenis pelarut, temperatur dan waktu terhadap karakterisasi pektin hasil ekstraksi dari kulit buah naga (Hylocereuspolyrhizus) Tamzil Aziz; M. Egan Giovanni Johan; Dewi Sri
Jurnal Teknik Kimia Vol 24 No 1 (2018): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak industri di Indonesia yang menggunakan pektin, mulai dari industri makanan dan minuman hingga industri tekstil. Indonesia merupakan negara pengimpor dan pemakai pektin yang cukup besar. Alternatif dari permasalah ini adalah pemanfaatan limbah kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus). Untuk produksi pektin, umumnya menggunakan pelarut asam seperti HCl dan H2SO4, karena sifatnya yang toksik maka pada penelitian ini digunakan pelarut asam asetat dan etanol 96%. Dengan menggunakan variabel temperatur dan waktu ektraksi diketahui pengaruhnya terhadap karakterisasi pektin yang dihasilkan. Karakterisasi pektin antara lain yield, kadar abu, kadar air, berat ekivalen, kadar metoksil, kadar asam galakturonat dan derajar esterifikasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa yield pektin pelarut asam asetat tertinggi pada temperatur 70oC selama 60 menit sebesar 13,51% dan terendah pada temperatur 50oC selama 30 menit sebesar 1,74%. Namun hasil dari pelarut etanol 96% merupakan massa campuran karena etanol melarutkan zat warna, pektin dan sukrosa. Massa campuran tertinggi pada pada temperatur 70oC selama 180 menit sebesar 0,076% dan terendah pada temperatur 50oC selama 30 menit sebesar 0,029%. Pektin yang dihasilkan merupakan pektin dengan bobot molekul tinggi dan bermetoksil tinggi. Mutu pektin yang dihasilkan tinggi karena kadar asam galakturonat semakin tinggi dan derajat esterifikasi yang berbanding terbalik.