Latar belakang: maloklusi dapat menyebabkan penampilan wajah yang buruk, risiko karies, penyakit periodontal, dan gangguan sendi rahang bila tidak dikoreksi. Salah satu penyebab maloklusi adalah adanya gigi yang persistensi. Tujuan: untuk mengetahui prevalensi maloklusi gigi anterior di SD 6 Sidrap dan mengetahui kemungkinan penyebabnya. Metode: Jenis penelitian adalah survei epidemiologik dengan desain cross sectional study. Subjek adalah siswa SD 6 Maccora Walihe, Kabupaten Sidrap sebanyak 157 anak dengan kisaran usia 6-12 tahun. Pengambilan data dilakukan dengan pemeriksaan gigi dan mulut untuk mengetahui oklusi gigi geligi mereka, klasifikasi maloklusi Angle dan kondisi kesehatan gigi dan mulut mereka. Data yang diperoleh ditabulasi secara deskriptif. Hasil: Maloklusi Angle Klas I diperoleh sebesar 84,75 %, Klas II sebesar 6,37%, dan Klas III sebesar 9,88%. Pada pemeriksaan diperoleh prevalensi maloklusi gigi anterior untuk crowding 26,75%, protrusi 9,55%, dan diastema 6,37%. Penyebab utama dari gigi crowding kemungkinan besar adalah adanya gigi yang persistensi, ditemukan sebesar 24,2% dari populasi total. Simpulan: Klasifikasi maloklusi Angle dengan persentase terbesar adalah Klas I, diikuti oleh Klas III, dan Klas II. Jenis maloklusi gigi anterior dengan persentase terbesar adalah crowding, diikuti protrusi, kemudian diastema. Salah stau penyebab terbanyak dari crowding adalah adanya gigi yang persistensi.
Copyrights © 2018