Jurnal Teknik Lingkungan
Vol 20, No 2 (2014)

PEMILIHAN PROGRAM PENGENDALIAN KEHILANGAN AIR SERTA PENGARUH IMPLEMENTASINYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PDAM

el-Ahmady, Imanullah Imsawan (Program Magister Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung)
Sembiring, Emenda (Program Magister Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung)



Article Info

Publish Date
03 Oct 2014

Abstract

Abstrak: Tingkat air tak berekening (NRW) di Indonesia yang rata-rata sebesar 37% menunjukkan bahwa PDAM telah kehilangan 37% potensi pendapatan sehingga dapat menyebabkan buruknya kondisi keuangan dan pelayanan PDAM. NRW terdiri dari komponen kehilangan air dan konsumsi resmi tak berekening, di  mana  komponen  kehilangan air  lebih  mungkin  untuk  diintervensi untuk  diturunkan. Perlunya pengendalian kehilangan air disamping merupakan bentuk kepekaan terhadap menurunnya kuantitas air secara global, juga dapat memantapkan kinerja keuangan PDAM, mendukung peningkatan cakupan pelayanan, menunda investasi pembangunan sistem baru, penguatan manajemen dan SDM, serta peningkatan fokus  pelayanan pada  pelanggan dengan  menerapkan  prinsip  kepengusahaan. Dengan didasari keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh PDAM, maka perlu dipilih alternatif program yang dinilai paling efektif dan efisien dalam menurunkan tingkat kehilangan air dengan mempertimbangkan aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek teknis operasional dan aspek SDM. Pemilihan alternatif program dilakukan dengan metode AHP, kemudian alternatif program yang terpilih disimulasikan dalam tiga skenario untuk mengetahui tingkat profitabilitasnya dengan  menggunakan metode  analisis finansial Skenario tersebut adalah penurunan hingga 20%, penurunan tingkat lanjut dan  penurunan hingga mendekati 0%. Seluruh skenario tersebut juga mensimulasikan pengendalian kehilangan air komersil, fisik dan kombinasi keduanya. Dari seluruh simulasi tersebut kemudian diberikan skor berdasarkan kriteria dalam analisis finansial sehingga diperoleh peringkat skenario program yang dipilih. Hasil dari AHP menunjukkan bahwa upaya pengendalian kehilangan air komersil lebih dipilih untuk menjadi prioritas karena dari empat program yang barada pada posisi teratas, tiga di antaranya adalah program pengendalian air komersil. Sedangkan dari analisis finansial dan pemeringkatan, program pengendalian kehilangan air komersil hingga 20% berada di urutan kedua setelah skenario kombinasi hingga 20%. Perbedaan hasil ini dikarenakan dalam AHP tidak ada skenario kombinasi. Sehingga secara umum kenario pengendalian kehilangan air komersil masih unggul dibandingkan skenario fisik. Dari hasil penelitian ini, disarankan bahwa  sebagai  langkah  awal  PDAM  setidaknya  harus  memiliki  program  pengendalian kehilangan air komersil.Kata kunci: PDAM, kehilangan air, AHP, analisis finansial, ranking Abstract : The average of Non-Revenue Water (NRW) in Indonesia is about 37% which means that PDAM has lost 37% of its potential revenues causing less efficiency in PDAM?s service and financial health. NRW consists of water loss and unbilled authorized consumption, where the water loss component is more possible to be intervened and reduced. In addition to the water quantity degradation as one global issue, control of water loss is also important to improve the financial performance of PDAM, develop the coverage of service area, delay the investment of new system development, strengthen the management and human resources, and also increase the focus on consumer?s service according to the principles of entrepreneurship. Based on the limitation of PDAM?s resources, selection of the most effective and efficient program to decrease the water losses by considering the financial, service, technical and human resources aspects is needed. The selection of program is prioritized by AHP method, then the selected programs are simulated in three scenarios to define its profitability rate using financial analysis. The scenarios are the decreasing rate up to 20%, the advanced decreasing rate and the decreasing rate until close to 0%. All scenarios also simulate three conditions of water loss control; the first is about commercial water loss, the second is physical and the last one is the combination of both. From the entire simulations, then scores are given based on financial analysis criterias to obtain ranks of the scenarios. Based on AHP result, it is known that from the four high-prioritized programs, three of them are about commercial water loss control. From the financial analysis and ranking result, commercial water loss control up to 20% scenario is at the second rank after the combination of up to 20% scenario. This different result is because there is no combination scenario in the AHP. Generally, the commercial water loss control scenario is still superior than the physical. From this research it is recommended that as the first step PDAM at least must have a commercial water loss control program. Key words: PDAM, water loss, AHP, financial analysis, ranking

Copyrights © 2014






Journal Info

Abbrev

jtl

Publisher

Subject

Engineering Environmental Science

Description

Jurnal Teknik Lingkungan ITB merupakan jurnal resmi yang dipublikasikan oleh Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Jurnal ini mencakup seluruh aspek ilmu Teknik Lingkungan sebagai berikut (namun tidak terbatas pada): pengelolaan dan ...