Jurnal Anestesiologi Indonesia
Vol 6, No 3 (2014): Jurnal Anestesiologi Indonesia

Pengaruh Ketorolak dan Parekoksib Terhadap Gambaran Histopatologi Gaster Tikus Wistar

Retno Tri Siswanti (Rumah Sakit Islam Jakarta Utara)
Danu Soesilowati (Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi Semarang)
Uripno Budiono (Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi Semarang)
Devia Eka Listiana (Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi Semarang)



Article Info

Publish Date
01 Nov 2014

Abstract

Latar Belakang : Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) digunakan sebagai analgetik paska operasi. Berbagai jenis OAINS dapat menghambat sintesis prostaglandin (PG) yang merupakan mediator inflamasi dan mengakibatkan berkurangnya tanda inflamasi.Akan tetapi PG khususnya PGI sebenarnya merupakan zat yang bersifat protektor untuk mukosa saluran cerna atas. Hambatan sintesis PG akan mengurangi ketahanan mukosa, dengan efek berupa lesi akut mukosa gaster bentuk ringan sampai berat. Gastropati OAINS adalah lesi mukosa gaster yang berhubungan dengan terapi OAINS.Tujuan : Membandingkan gambaran histopatologi gaster antara tikus wistar yang diberikan ketorolak intramuskular dan parekoksib intramuskular.Metode : Dilakukan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan randomized post test control group design pada 21 ekor tikus wistar jantan yang terbagi dalam 3 kelompok yaitu kelompok kontrol (K) tikus wistar yang diberikan luka insisi sepanjang 2 cm dan tidak diberikan injeksi ketorolak maupun parekoksib, Kelompok perlakuan 1 (P1) tikus wistar yang diberikan luka insisi sepanjang 2 cm dan diberikan injeksi ketorolak intramuskuler setara dosis manusia 30 mg tiap 8 jam, kelompok perlakuan 2 (P2) tikus wistar yang diberikan luka insisi sepanjang 2 cm dan diberikan injeksi parekoksib setara dosis manusia 40 mg tiap 12 jam. Pada hari ke 5 dilakukan terminasi dan pada hari ke 6 dilakukan pembuatan blok parafin.Hasil : Ketorolak 0,54 mg/8 jam selama 5 hari mempengaruhi integritas mukosa lambung tikus wistar lebih buruk dibandingkan dengan parekoksib 0,72 mg /12 jam selama 5 hari (p<0,001)Kesimpulan : Parecoxib kurang menimbulkan kerusakan mukosa lambung dibandingkan ketorolak.

Copyrights © 2014






Journal Info

Abbrev

JAI

Publisher

Subject

Health Professions Medicine & Pharmacology Public Health

Description

Jurnal Anestesiologi Indonesia (JAI) diterbitkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) dan dikelola oleh Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (UNDIP) bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis ...