Perkembangan budaya politik di Indonesia, sampai saat ini masih sangat menonjolkan kekuatan simbol-simbol, lambang-lambang, dan atribut suatu lembaga politik, ketimbang substansi yang dibawanya. Hal ini menjadikan budaya politik rendah dan minim partisipatif. “Politik kulit” semacam ini sebenarnya membawa berbagai dampak negatif dan bukan model yang bisa dibenarkan dalam sistem negara demokrasi. Komunikasi politik yang demokratis adalah salah satu solusi untuk mengubah kecenderungan tersebut dengan pendekatan bottom up dan prinsip “Saya Oke, Kamu Oke”.
Copyrights © 2003