TEKNIK
Vol 38, No 2 (2017): (Desember 2017)

Aplikasi Penginderaan Jauh dan EPA-SWMM untuk Simulasi Debit Banjir Akibat Perubahan Lahan Sub DAS Banjaran

Ariwibowo, Mohammad Lutfi (Unknown)
Suripin, S (Unknown)
Atmojo, Pranoto Samto (Unknown)



Article Info

Publish Date
29 Dec 2017

Abstract

Tataguna  lahan  di  Sub  Daerah  Aliran  Sungai  (DAS)  Banjaran  telah mengalami perubahan yang cukup tinggi selama  kurun  waktu  1995  sampai  2001. Lahan sawah berkurang 1.759,28 hektar menjadi 1.603,97 hektar, tegalan berkurang  289,54 hektar menjadi 283,32 hektar dan permukiman bertambah 1.284,36  hektar menjadi 1.445,88 hektar. Alih fungsi lahan ini mengakibatkan banjir sering terjadi. Beberapa kali Sungai Banjaran meluap menyebabkan banjir di permukiman dan ruas jalan. Kajian pengaruh perubahan lahan terhadap debit banjir perlu dilakukan sehingga peningkatan debit banjir dapat dikendalikan.Tujuan penelitian ini menganalisis debit banjir secara periodik sesuai dengan perubahan tata guna lahan yang terjadi berdasarkan data hidrologi dan parameter DAS. Perhitungan debit banjir dilakukan dengan kalibrasi Environmental Protection Agency – Storm Water Management Model( EPA-SWMM), yaitu metode Hidrograf Observasi (debit terukur) yang  dikalibrasi dengan metode Nash. Analisis perubahan lahan menggunakan peta tataguna lahan tahun 2005, Citra Satelit Quick Bird tahun 2010 dan 2014 yang berbasis Geography Information System (GIS). Penggunaan citra satelit resolusi tinggi Quick Bird  memenuhi ketepatan dalam menentukan daerah impervious dan pervious sertamorfometri DAS sebagai parameter utama dalam input EPA-SWMM. Model yang telah terkalibrasi digunakan untuk simulasi debit rencana  sampai periode ulang  50  tahun.Perubahan  lahan  selama tahun  2005-2014  permukiman meningkat sebesar 10,98 ha (2,39 %), luas hutan menurun 1,67 ha (0,07%), telah mengakibatkan kenaikan debit banjir Q2  sampai Q50  tahun. Besarnya debit dan kenaikannya berturut-turut sebagai berikut : Q2  tahun sebesar 3,08 m3/dtk (2,16 %), Q5 tahun sebesar 3,5 m3/dtk (1,87 %), Q10 tahun sebesar 3,72 m3/dtk (1,7 %), Q25 tahun sebesar 3,94 m3/dtk (1,60 %) dan Q50 tahun sebesar 4,13 m3/dtk (1,50 %).  Volume banjir terjadi peningkatan yakni: Q2 tahun sebesar 0,57 % (10. 106 ) liter, Q5 tahun sebesar 0,45 % (12.106 ) liter, Q10 tahun sebesar 0,42 % (13. 106) liter, Q25 tahun sebesar 0,33 % (12.106) liter dan Q50 tahun sebesar 0,35 % (14.106) liter. Usaha pengendalian banjir pada periode ulang 50 tahun (Q50) yang disimulasikan mampu menurunkan debit banjir antara lain : penegakkan hukum  sebesar 14,43 m3/dtk (5 %), embung sebesar 20,9 m3/dtk  (7,1 %) dan sumur resapan sebesar 31,18 m3/dtk (10,73 %). Skenario RTRW sebesar 26,3 m3/dtk (9,05 %), kombinasi sumur resapan dan penegakan hukum sebesar 45,92 m3/dtk (15,81 %) dan kombinasi embung dan penegakan hukum sebesar 40,58 m3/dtk (13,97 %). Dari hasil simulasi diperoleh pembuatan sumur resapan, kombinasi sumur resapan dan penegakan hukum, kombinasi embung dan penegakan hukum mampu menurunkan debit banjir sampai pada Q25

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

teknik

Publisher

Subject

Engineering

Description

Journal yang mempublikasikan artikel-artikel ilmiah dari berbagai disiplin ilmu rekayasa/keteknikan. Artikel-artikel yang dipublikasikan di Jurnal TEKNIK meliputi hasil-hasil penelitian ilmiah asli (prioritas utama), artikel ulasan ilmiah yang bersifat baru (tidak prioritas), atau komentar atau ...