Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian
Vol 15 No 2 (2019): Juni 2019

PERBANDINGAN ANALISIS FINANSIAL USAHATANI HORTIKULTURA MENGGUNAKAN PUPUK BIOCOCOTIN DAN PUPUK KANDANG PADA LAHAN PASIR DI PROVINSI BENGKULU

Ridha Rizki Novanda (Universitas Negeri Bengkulu)
Anandyawati Anandyawati (Universitas Negeri Bengkulu)
Merlian Zikri (Universitas Negeri Bengkulu)
Eko Sumartono (Universitas Negeri Bengkulu)



Article Info

Publish Date
25 Jun 2019

Abstract

ABSTRACT Biococotin is a fertilizer made from human feces and dried cocopit. The use of dried human feces and cocopit can be carried out on sandy land. This is because human feces are one of the feces that have good soil nutrient ability. Can be used as fertilizer on sandy land. Good plant nutrition will correlate with crop yields and farmer's income. Biococotin with manure has been used by farmers. Research carried out on sand farm farmers in Bengkulu Province discussed Lempuing Village, Bengkulu. The study was conducted for one month, June-July 2018. The process of collecting data was obtained from experimental results and interviews. Financial amount of funds needed to build and then carry out business activities. The results obtained from the costs incurred by biococtin are greater than those with manure. The entire competition meets eligibility, but nothing is feasible. This is due to high operational costs. The biggest outpouring of costs is the purchase of dry cocopit. This is because there is no dry cocopit in Bengkulu. The purchase of cocopit is carried out beyond the Bengkulu area at high prices.Keywords:  Biococotin, Finansial; Bengkulu. ABSTRAK Biococotin salah satu pupuk yang terbuat dari tinja manusia dan cocopit kering. Pemanfaatan tinja manusia kering dan cocopit dapat dilakukan di lahan berpasir. Hal ini dikarenakan tinja manusia merupakan salah satu kotoran yang memiliki kemampuan nutrisi tanah yang baik. Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk pada lahan berpasir. Nutrisi tanaman yang baik akan berkorelasi dengan hasil tanaman dan pendapatan petani. Sehingga perlu dianalisis bagaimana perbandingan pendapatan pupuk biococotin dengan pupuk kandang yang selama ini digunakan oleh petani. Penelitian dilakukan pada petani lahan pasir di Provisi Bengkulu tepatnya Desa Lempuing, Bengkulu. Penelitian dilakukan selama satu bulan yaitu bulan juni-juli 2018. Proses pengumpulan data di dapatkan dari hasil eksperimaental dan wawancara. analisiss data aspek finansial (keuangan), jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan kegiatan bisnis. Hasil yang di dapatkan yaitu biaya yang dikeluarkan biococtin lebih besar dibanding dengan pupuk kandang. Keseluruhan komoditas memenuhi kelayakan, akan tetapi komoditas kangkung perlakuan biococotin tidak layak. Hal ini disebabkan karna biaya operasional yang tingi.  Curahan biaya paling besar yaitu dalam pembelian cocopit kering. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya cocopit kering didaerah Bengkulu. Sehingga pembelian cocopit dilakukan diluar daerah Bengkulu dengan harga mahal.Kata kunci:  Biococotin, Finansial, Bengkulu.

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

jsep

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Economics, Econometrics & Finance Social Sciences

Description

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian (JSEP) adalah jurnal yang diterbitkan oleh Departemen Sosial Ekonomi Pertanian melalui Publication Management Center Universitas Hasanuddin. Jurnal ini terbit tiga kali setahun pada bulan Fubruari, Juni dan Oktober dengan tujuan untuk mempublikasi artikel hasil ...