Konstitusi Apostolik Ex Corde Ecclesiae, yang menyatakan bahwa di universitas katolik perludihidupkan dialog antara ilmu dan iman, agar cara pencarian kebenaran menjadi utuh, menjadi titiktolak penelitian ini. Pada tahap pertama hasil penelitian ini, telah disimpulkan bahwa asumsi-asumsidasar ilmu dan iman itu memang berbeda, tetapi penalaran yang didasarkan pada asumsi yang berbedaitu bersifat serupa, yaitu rasional, konsisten, dan sesuai dengan hal-hal yang dapat diamati. Pada tahapkedua, telah disimpulkan bahwa keberlakuan ilmu dibatasi pada hal-hal yang masih dapat diukur secarareprodusibel-konsisten, sedangkan keberlakuan iman dibatasi oleh pilihan masing-masing orang; adanyasyarat reprodusibel-konsisten bagi pilihan iman itu sementara ini dipandang masih merupakan hipotesis.Bagian awal penelitian ini telah dipresentasikan di Jogjakarta International Conference on Physics padabulan September 2012, sebagai kontribusi untuk memperluas kawasan diskusi ke lingkungan ilmuwan yang menghadirinya, dan masukan yang diperoleh menunjukkan ketiadaan hipotesis tersebut di atas.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dialog, dengan pernyataan dari setiap pihakdipandang secara positif dan konstruktif, agar dapat lebih mudah menerawang kebenaran yang tersiratdalam kata-kata dan gaya bahasa yang digunakan. Satu kesimpulan lain yang telah dicapai dalampenelitian tahap kedua ini adalah, bahwa setidaknya sampai abad ke 18, ilmu dan iman telahberkembang dengan saling mendukung dan bertautan: bernalar dalam ilmu bertumpu pada kepercayaan(belief) akan beberapa prinsip dasar yang dihipotesiskan sebagai kebenaran tentatif (karena disadarinyaketerbatasan daya manusia) yang seperlunya dapat diadaptasikan, sedangkan bernalar dalam iman(trust) akan adanya Tuhan dilakukan dengan niat mendalami ilmu demi makin dimuliakannya Tuhan.
Copyrights © 2013