BIHARI: JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN ILMU SEJARAH
Vol 2, No 1 (2019)

POLITIK ETIS DAN BANGKITNYA KESADARAN BARU PERS BUMIPUTRA

Miftahul Habib Fachrurozi (Universitas Siliwangi)



Article Info

Publish Date
02 Sep 2019

Abstract

Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui perkembangan awal pers berbahasa anak negeri dan pers bumiputra di Hindia Belanda, (2) mengetahui lahirnya kebijakan politik etis di Hindia Belanda, (3) mengetahui kaitan politik etis dan bangkitnya kesadaran baru pers bumiputra. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang dijabarkan oleh Kuntowijoyo. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pers berbahasa anak negeri muncul dan berkembang pada paruh kedua abad kesembilan belas. Pers berbahasa anak negeri pada masa itu memiliki orientasi komersial dan misionaris. Pers bumiputra baru muncul di penghujung abad kesembilan belas dengan terbitnya Pewarta Prijaji. Kebijakan politik etis di Hindia Belanda dilatarbelakangi oleh merosotnya kondisi sosial-ekonomi kaum bumiputra akibat kegagalan liberalisme serta perubahan peta politik di Belanda. Edukasi merupakan program terpenting dalam politik etis. Kebijakan ini mewariskan semangat kemajuan serta memunculkan kelas sosial baru yakni bumiputra terpelajar. Politik etis berdampak ke dalam berbagai bidang kehidupan termasuk bidang pers. Kaitan antara politik etis dan kebangkitan kesadaran baru pers bumiputra terlihat dalam sejumlah surat kabar yang dikelola oleh kaum bumiputra terpelajar. Surat kabar tersebut antara lain Bintang Hindia yang dikelola oleh Abdul Rivai, Retnodoemilah yang dikelola Wahidin Soedirohoesodo serta Medan Prijaji serta Poetri Hindia yang dipimpin Tirto Adhi Soerjo. Surat kabar tersebut dengan jelas mencerminkan semangat kemajuan yang merupakan warisan kebijakan politik etis. Semangat kemajuan inilah yang terus diartikulasikan oleh bumiputra terpelajar pada era setelahnya dan kelak berkembang menjadi kesadaran nasional bangsa Indonesia untuk melepaskan diri cengkeraman kolonialisme Belanda.

Copyrights © 2019