Loa : Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan
Vol 10, No 2 (2015): LOA

DI ANTARA TIGA BAHASA: SIKAP BAHASA MASYARAKAT PERBATASAN INDONESIA--MALAYSIA

Dian Palupi (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa)



Article Info

Publish Date
15 Jan 2020

Abstract

                                                            AbstrakWilayah perbatasan yang dikepung oleh tiga bahasa, yaitu bahasa daerah, nasional, dan negara tetangga menggambarkan kemultibahasaan masyarakat di wilayah tersebut. Pemilihan suatu bahasa oleh masyarakat perbatasan dapat mencerminkan sikap atau pandangan masyarakat terhadap bahasa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemilihan bahasa dan sikap masyarakat perbatasan Long Apari terhadap tiga bahasa yang ada di wilayah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat Long Apari memiliki sikap positif terhadap bahasa daerah dan Indonesia. Sikap positif tersebut ditunjukkan dengan dominasi penggunaan bahasa daerah pada ranah-ranah keluarga dan masyarakat. Sementara itu, penggunaan bahasa Indonesia tercermin dalam ranah-ranah pekerjaan, pendidikan, pemerintahan, dan keagamaan. Hal berbeda ditunjukkan pada bahasa negara tetangga yang disikapi oleh masyarakat Long Apari dengan sangat tidak positif. Penggunaan bahasa negara tetangga didominasi pada ranah-ranah tertentu, seperti ranah perdagangan, jual beli, dan transaksi.Kata Kunci: sikap bahasa, wilayah perbatasan, Long Apari                                                          AbstractA border area portrays multilingual people surrounded by three languages (local, national, and foreign languages). The language selection of multilingual border residents can reflect the language attitude. The aim of this study is to determine the language attitude and the language selection of Long Apari people on those three languages. The study uses quantitative descriptive approach. The result shows that Long Apari people have a positive language attitude on a local language (Aoheng) and the national language (Bahasa Indonesia). The local language is dominant in family and community domains. Bahasa Indonesia is used in work, education, government, and religion domains. On the contrary, Long Apari people have a negative language attitude on the foreign language (Melayu Malaysia). They use it for trading and transaction domains.Keywords: language attitude, border area, Long Apari

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

loa

Publisher

Subject

Humanities

Description

Jurnal LOA adalah jurnal yang memublikasikan berbagai hasil penelitian dan kajian bidang bahasa dan sastra, baik bahasa/sastra Indonesia, bahasa/sastra daerah, bahasa/sastra asing, maupun pengajaran bahasa/sastra Indonesia. Setiap artikel yang diterbitkan di Loa akan melalui proses penelaahan oleh ...