Jurnal Teknik PWK
Vol 5, No 3 (2016): Agustus 2016

Soft Infrastruktur Model Untuk Mobilitas Masyarakat di Kawasan Universitas Diponegoro (Studi Kasus: Aplikasi YOKA)

Muhammad Pradytio Nugroho (Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro)
Maryono Maryono (Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro)



Article Info

Publish Date
23 Oct 2017

Abstract

Kawasan Universitas Diponegoro yang berada di Kecamatan Tembalang merupakan kawasan yang menjadi representatif dari kawasan perkotaan. Kawasan ini memiliki tingkat mobilitas tinggi, tingkat mobilitas yang tinggi di kawasan tersebut dikarenakan banyaknya pergerakan yang dilakukan menuju kawasan tersebut dan adanya  pusat-pusat  aktivitas  baru  yang  terletak  di  kawasan  tersebut.  Contoh tempat-tempat aktivitas yang ada antara lain perumahan, kos-kosan, pusat jajanan makanan (kuliner), pusat perbelanjaan, pendidikan dan lain-lain. Dalam  melakukan  mobilitas  tersebut,  sebagian  besar  masyarakat  di  kawasan Universitas Diponegoro menggunakan moda transportasi pribadi dibandingkan dengan moda transportasi umum. Hal itu dikarenakan beberapa faktor diantaranya adalah adanya selisih yang cukup besar antara biaya menggunakan moda transportasi  pribadi  dengan  moda  transportasi  umum,  yaitu  dengan  rata-rata sebesar Rp 10.648 dimana menggunakan moda transportasi umum jauh lebih mahal selain itu faktor kenyamanan dan kehandalan juga mempengaruhi pemilihan moda tersebut  (Nasruddin,  2014).  Namun,  penggunaan  moda  transportasi  pribadi  oleh m. asyarakat di kawasan tersebut akan berdampak terhadap aksesibilitas dan tingkat efisiensi jalan sehingga dapat menimbulkan kemacetan. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut semakin membesar, perlu dibuat suatu alat (infrastruktur) yang mendukung mobilitas masyarakat.Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  pemodelan  dan  kuantitatif.  Pendekatanpemodelan digunakan karena laporan berusaha memberikan alat bantu untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan merepresentasikan kondisi sebenarnya. Sedangkan  pendekatan  kuantitatif  digunakan  karena  proses  analisis yang dilakukan menggunakan indikator atau variabel terukur. Pengumpulan data dilakukan untuk menguji aplikasi tersebut kepada masyarakat. Sehingga diharapkan aplikasi tersebut dapat membantu masyarakat dalam melakukan mobilitasnya dan dapat mengurangi volume pergerakan yang ada di kawasan Universitas Diponegoro.

Copyrights © 2016