JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018

STUDI EXPERIMENTAL PENGARUH PERBEDAAN MOLARITAS AKTIVATOR PADA PERILAKU BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH

Darma Adi Syaputra (Departemen Teknik Sipil Jl.Prof.Ir. Soedarto, Tembalang Semarang. 50275)
Farizka Rahman Nugroho (Departemen Teknik Sipil Jl.Prof.Ir. Soedarto, Tembalang Semarang. 50275)
Han Ay Lie (Departemen Teknik Sipil Jl.Prof.Ir. Soedarto, Tembalang Semarang. 50275)
Purwanto Purwanto (Departemen Teknik Sipil Jl.Prof.Ir. Soedarto, Tembalang Semarang. 50275)



Article Info

Publish Date
01 Feb 2018

Abstract

Geopolimer merupakan sintesa bahan-bahan alam organik melalui proses polimerisasi dimana bahan utama dalam pembuatan material geopolimer adalah bahan-bahan yang mengandung unsur silikon dan aluminium. Material geopolimer ini didapat dari bahan-bahan hasil buangan industri seperti  iron blast furnance slag, bottom ash, atau fly ash. Penggunaan fly ash sebagai pengganti semen pada beton merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan semen portland. Dimana beton konvensional memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap emisi gas karbon dioksida ke atmosfer. Seperti halnya beton konvensional, kuat tekan beton geopolimer sangat dipengaruhi oleh umur dari beton itu sendiri. Kekuatan beton akan meningkat sebagai fungsi penambahan usia hingga mencapai batas optimumnya. Selain itu, perbedaan molaritas pada larutan aktivator juga menjadi faktor dalam menghasilkan kuat tekan yang optimum. Pada penelitian ini memberikan hasil studi eksperimental terhadap beton geopolimer berbasis fly ash dengan menggunakan campuran fly ash  sebagai material asal, natrium hidroksida dan sodium silikat sebagai aktivator, agregat kasar dan halus seperti halnya campuran beton konvensional. Fokus pada penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan molaritas terhadap kuat tekan beton. Umur beton yang ditinjau kuat tekannya adalah beton saat berumur 7, 14, 28 hari. Sedangkan untuk molaritas natrium hidroksida ditinjau dalam 3 kondisi yaitu pada kondisi 6 M , 8 M dan 10 M.

Copyrights © 2018