Jurnal Sains dan Seni ITS
Vol 8, No 2 (2019)

Akses Melihat, Terlihat dan Sirkulasi yang Berkelindan pada Ruang Publik

Wisnu Retno Kartika Sari (Departemen Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS))
I Gusti Ngurah Antaryama (Departemen Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS))



Article Info

Publish Date
02 Mar 2020

Abstract

Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Meningkatnya kasus tindak kriminal di ruang publik yang disebabkan oleh faktor ruang mengakibatkan ruang gerak masyarakat menjadi terbatas. Dalam sudut pandang arsitektur dan perencanaan kota, ruang yang tidak dirancang dengan baik akan semakin rentan terhadap tindak kriminal. Ruang publik yang pada mulanya dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dalam beberapa kondisi justru memberikan peluang terjadinya tindak kriminal. Untuk itu diperlukan upaya untuk menjamin keamaan setiap pengguna yang melakukan aktivitas di ruang publik tanpa memberi batasan-batasan yang rigid. Ditinjau dari pendekatan environmental design based on crime prevention yang membahas tentang perancangan arsitektur atau lingkungan yang berfokus pada pencegahan tindak kriminal akan menurunkan resiko terjadinya tindak kriminal. Menerapkan prinsip CPTED (Crime Prevention Through Environmental Design) dalam rancangan arsitektur merupakan upaya menekan resiko terjadinya tindak kriminal di ruang publik. Peripheral vision, permutasi bentuk interaksi, modifikasi sirkulasi dan hirarki ruang digunakan sebagai dasar dalam eksplorasi tatanan ruang. Eksplorasi tersebut menghasilkan sebuah desain yang memiliki sistem sirkulasi yang bekelindan (antar ruang saling terikat dan terhubung) serta kemampuan ruang untuk dapat terlihat dari berbagai titik dan mampu melihat ke berbagai titik. Kualitas dari arsitektur yang dihadirkan akan membantu mewujudkan kondisi kontrol sosial yang memungkinkan setiap penggunanya bisa saling berinteraksi dan saling mengawasi.

Copyrights © 2019