Penggunaan bahasa tidak santun telah menimbulkan konflik sosial bahkan sampai masuk ke ranah hukum. Meskipun peristiwa itu terjadi di kalangan remaja dan dewasa, namun menyediakan payung sebelum hujan akan lebih baik. Alasan itulah yang melatarbelakangi kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pembinaan literasi dan bahasa santun di Sekolah Dasar Islamic Center Cianjur. Kegiatan ini diawali dengan observasi penggunaan bahasa siswa di luar dan di dalam kelas. Hasil observasi menunjukkan bahwa para siswa masih belum sepenuhnya berbahasa dan berperilaku santun sehingga pembinaan bahasa santun ini mengaitkannya dengan tujuh pilar budaya Cianjur, karena pilar Ngaos (mengaji/membaca/literasi) dan, Someah (santun) erat kaitannya dengan kajian Program Studi Pendididkan Bahasa dan Sastra Indonesia. Metode simulasi dan bermain peran digunakan dalam kegiatan ini. Hasilnya para siswa dapat menggunakan bahasa Indonesia santun sehingga menambah pengguna bahasa Indonesia santun, baik di dalam kelas maupun di luar kelas meskipun masih terjadi campur kode, antara bahasa Indonesia dengan bahasa Sunda. Meskipun begitu, penggunaan bahasa siswa tetap santun.
Copyrights © 2020