Bencana alam tidak mengenal waktu dan tempat begitupun bencana alam yang terjadi pada akhir tahun 2018 di selat sunda. Bencana alam yang diakibatkan oleh erupsi Gunung Anak Krakatau ini walaupun secara administratif terletak di Provinsi Lampung tetapi dampak yang terjadi akibat letusan tersebut sampai ke Banten yang menimbulkan tsunami. Hal ini dikarenakan, letak Gunung Anak Krakatau tersebut berada di tengah laut antara Lampung dan Banten. Bencana tersebut menyisakan banyak korban yang harus ditangani secara proaktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana akuntabilitas publik dalam manajemen bencana tsunami Selat Sunda. Lokus penelitian ini yaitu di Banten dengan menggunakan pendekatan kualitatif serta teknik yang dilakukan melalui survei literatur yang relevan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang dipakai dengan menelusuri berbagai sumber dan literatur baik dari dokumen pemerintah maupun berasal dari media, buku, dan jurnal-jurnal yang relevan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa akuntabilitas publik dalam manajemen bencana yang terjadi di selat sunda khususnya yang berdampak di pesisir Banten memeperlihatkan kurang berjalan dengan baik. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk dilakukan evaluasi dan perbaikan yang serius sehingga diharapkan dampak bencana tidak memakan banyak korban serta proses evakuasi dan recovery korban baik fisik maupun nonfisik berjalan dengan optimal.
Copyrights © 2019