PAEDAGOGIA
Vol 17, No 1 (2014): PAEDAGOGIA Jilid 17 Nomor 1 (2014)

TINDAK TUTUR MEMERINTAH PADA DIALOG FILM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LASKAR PELANGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

Supriyati Supriyati (FKIP Universitas Lampung)
Wini Tarmini (FKIP Universitas Lampung)



Article Info

Publish Date
28 Nov 2019

Abstract

Penelitian ini tentang tindak tutur memerintah pada dialog film Laskar Pelangi dan implikasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua cara tuturan memerintah, yakni perintah langsung dan tidak langsung. Perintah langsung terdiri atas: (1) perintah biasa yang ditandai dengan kata kerja dasar;  (2) perintah permintaan yang ditandai dengan perintah coba, nak, mohon, akhiran -kan, dan  -lah ; (3) permintaan ajakan yang ditandai dengan perintah ayo, ayolah, dan yuk; (4) perintah suruhan yang ditandai dengan perintah biar; (5) perintah desakan yang ditandai dengan perintah cepat dan harus; (6) perintah larangan ditandai dengan perintah dan jangan, ndak usah, ndak boleh, ndak kurang, janganlah. Perintah tidak langsung terdiri atas: (1) bertanya, (2) meminta, (3) menolak, (4) menasihati, (5) perintah modus menyatakan, (6) modus melibatkan orang sekitar, (7) modus memuji. Pemanfaatan konteks terdiri atas: (1) waktu, (2) situasi, (3) tempat, dan (4) keberadaan orang sekitar.

Copyrights © 2019