Ada sinyalemen bahwa pembelajaran bahasa asing "kurang"berhasil. Sinyalemen ini akan lebih nyata apabila kita mengamati pembelajaranbahasa asing (Jerman, Pemeis, dan terutama bahasa Inggris).Sinyalemen ini berdasarkan bukti bahwa pembelajar (SLTP, SLTA, danhahkan PT) telah menguasai kaidah-kaidah kebahasaan deng-an baik,tetapi mereka "kurang mampu" meggunakan bahasa itu seeara praktis.Ini menunjukkan bahwa penguasaan kaidah kebahasaan belum tentumenjamin kemampuan untuk menggunakan kaidah kebahasaan belumtentu menjamin untuk .menggunakan bahasa. Pembelajar kerap kalimemperoleh nilai yang memuaskan saat mereka tentamen. Akan tetapi,mereka menemui kesulitan apabila diajak berbieara dengan menggunakanbahasa target.Salah satu kritik atas kegagalan tersebut, diarahkan pada pendekatanpembelajarannya. Pendekatan pembelajaran selama ini kurangmenempatkan hakikat dan fungsi yang sebenamya. Pembelajaran lebihmengutamakan penguasaan kaidah kebahasaan (about the language).Pembelajaran bahasa berdasarkan untuk mengembalikan bahasake hakikat, nasi, dan fungsi bahasa yang sebenarnya. Akan tetapi, dalampelaksanaannya hingga satu dasa warsa dianggap "tidak berhasil". Olehkarena itu, kurikulum baru tahun 1994 ingin memperbaiki kegagalan_ tersebĀ·ut. Pembelajaran bahasa akan lebih diarahkan pada pembelajaranseeara pragmatik komunikatif. Permasalahannya bagaimana pragmatikkomunikatif dalam pembelajaran bahasa seperti yang dikehendaki olehkurikulwn 1994?
Copyrights © 1995