Jurnal Ketahanan Nasional
Vol 25, No 2 (2019)

Sosio Demografi Ketahanan Pangan Keluarga Dalam Hubungannya Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 1 – 5 Tahun (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kotamadya Semarang, Provinsi Jawa Tengah)

La Abdullah Laode Wado (Kodam XVII/Cenerawasih)
Toto Sudargo (Fakultas Kedokteran Program Gizi Universitas Gadjah Mada)
Armaidy Armawi (Pasca Sarana Program Studi Ketahanan Nasional Universitas Gadah Mada)



Article Info

Publish Date
23 Aug 2019

Abstract

ABSTRACT Family food resiliencey was the fulfillment of food in the family that was sufficient in both quality and quantity continuously, while socio-demography was the structure and process of the population in an area where processes and social change occured. Food inresilience and low socio-demographic conditions would affect nutrition consumed not in accordance with its portion and would result in poor health of the family. This condition would give birth to a generation  with lesser quality and became a threat to national resilience in the future. This study aimed to examined the relationship of family food resiloience, socio-demographic with the incidence of stunting in children aged 1-5 years; and a variety of efforts to improved family food resilience in the work area of Bandar Harjo Health Center, Tanjung Mas Village, North Semarang District , Semarang city.This research was a quantitative and qualitative descriptive study using the Case Control method with a study population of parents (mothers / fathers) of children aged 1-5 years who experience the incidence of stunting, and as a comparison were parents of children aged 1-5 years who did not experience the incidence of stunting (normal child). The research sample was taken by simple random sampling. The analytical method used were descriptive univariate analysis, bivariate analysis and qualitative data analysis. The result of research showed that with the Spearman Correlation test it was known, the  family food resilience and socio-demography had a significant relationship with the incidence of stunting in children aged 1-5 years. The program to improved the quality of life of the community were done by preventing the occurrence of stunting of toddlers in the work area of Bandarharjo Community Health Center, including implementing the  Healthy Indonesia Program with Family Approach (PIS-PK), Supplementary Food Delivery (PMT), and 1000 First Days of Life (HPK)., and  encountered the obstacles  in the form of non-optimal regulations, inadequate patterns of life of the people and inadequate health infrastructure so that the incidence of stunting in children aged 1-5 years in the work area of Bandarharjo Health Center could be minimized.ABSTRAK           Ketahanan pangan keluarga adalah terpenuhinya pangan dalam keluarga yang cukup baik kualitas maupun kuantitas secara terus menerus, sedangkan sosio demografi adalah struktur dan proses penduduk di suatu wilayah dimana di dalamnya terjadi  proses dan perubahan sosial. Ketidaktahanan pangan dan kondisi sosio demografi yang rendah akan berpengaruh terhadap gizi yang dikonsumsi tidak sesuai dengan porsinya dan berakibat buruknya kesehatan keluarga. Kondisi ini akan melahirkan generasi kurang berkualitas dan menjadi ancaman bagi ketahanan nasional di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan ketahanan pangan keluarga, sosio demografi dengan kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun dan ragam upaya meningkatkan ketahanan pangan keluarga di wilayah kerja Puskesmas Bandar Harjo, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan metode Case Control dengan populasi penelitian orang tua (ibu/bapak) dari anak usia 1-5 tahun yang mengalami kejadian stunting, dan sebagai pembanding adalah orang tua dari anak usia 1-5 tahun yang tidak mengalami kejadian stunting (anak normal). Sampel penelitian diambil secara acak sederhana. Metode analisis yang digunakan adalah analisis univariat secara deskriptif, analisis bivariat dan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan uji Spearman Correlation diketahui  ketahanan pangan keluarga dan  sosio demografi memiliki hubungan signifikan dengan kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun. Program peningkatan kualitas hidup masyarakat dilakukan melalui  pencegahan terjadinya stunting anak balita di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo, yaitu dengan melaksanakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), serta berupaya mengatasi hambatan-hambatan berupa regulasi yang belum optimal, pola kehidupan masyarakat yang kurang sehat dan infrastruktur kesehatan yang belum memadai sehingga kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo dapat diminimalisir

Copyrights © 2019