ATAVISME JURNAL ILMIAH KAJIAN SASTRA
Vol 14, No 2 (2011): ATAVISME, Edisi Desember 2011

SAYEMBARA SEBAGAI BENTUK RESISTENSI PEREMPUAN DALAM MENOLAK HEGEMONI LAKI-LAKI DALAM CERITA RAKYAT RORO JONGGRANG, RORO MENDUT, DAN SANGKURIANG

Mustofa, Ali (Unknown)



Article Info

Publish Date
30 Dec 2011

Abstract

Makalah ini membahas secara singkat beberapa masalah dalam lingkup resistensi terhadap hegemoni patriarki dalam tiga cerita rakyat Indonesia; Roro Jonggrang, Roro Mendut, dan Sangkuriang. Teori subalterniti Gayatri Spivak dipergunakan untuk membingkai pembacaan kritis terhadap ketiga cerita. Ketiga cerita rakyat yang dikaji mendedahkan resistensi perempuan terhadap dominasi hegemonis pria dalam lingkup masyarakat patriarkis. Temuan dari pembahasan menunjukkan bahwa tokoh-tokoh perempuan dalam ketiga cerita berasal dari strata sosial tertentu dalam masyarakat mereka yang telah memiliki subjektifikasi dan identifikasi tersendiri. ?Sayembara? yang secara taktis direka dan diciptakan oleh ketiga tokoh perempuan merupakan alat alternatif untuk menolak dominasi dan kekuasaan pria. Katarsis ketiga cerita rakyat menunjukkan bahwa ketiga tokoh perempuan menemui ajal atau mengalami perubahan wujud yang merupakan konsekuensi dari pemberontakan. Citra perempuan dalam ketiga cerita rakyat berdasarkan berbagai versi penceritaan adalah pemberontak dan subversif. Abstract: This paper briefly shares some insights in the matters of resistance toward patriarchic hegemony in three Indonesian folktales; Roro Jonggrang, Roro Mendut, and Sangkuriang. Spivak?s subalternity is used to carve out the critical reading on the three stories. The three stories tell women?s resistances toward men?s hegemonic dominions in patriarchic societies. The findings of the discussion show that woman characters in the three stories come from certain social stratum in their own societies who have their own subjectification and identification. ?Sayembara? which was tactically created by those women characters is a means of their alternative weapon to resist men?s dominion and power. The catharsis of the three folktales shows that the three woman characters find their dead or evanescent as the consequences of their being rebel. The images of women in the three stories based on various versions of the folktales are rebellion and subversive. Key Words: resistance, hegemony, patriarchy, dominion

Copyrights © 2011






Journal Info

Abbrev

atavisme

Publisher

Subject

Languange, Linguistic, Communication & Media

Description

Atavisme adalah jurnal yang bertujuan mempublikasikan hasil- hasil penelitian sastra, baik sastra Indonesia, sastra daerah maupun sastra asing. Seluruh artikel yang terbit telah melewati proses penelaahan oleh mitra bestari dan penyuntingan oleh redaksi pelaksana. Atavisme diterbitkan oleh Balai ...