Medina-Te : Jurnal Studi Islam
Vol 15 No 2 (2019): Medina-Te : Jurnal Studi Islam

Pedagang Melayu di Kesultanan Sambas 1819-1942: Terbangunnya Perdagangan, Relasi dan Jaringan

Jaelani Jaelani (IAI Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas)
Duski Ibrahim (UIN Raden Fatah Palembang)
Endang Rochmiatun (UIN Raden Fatah Palembang)



Article Info

Publish Date
01 Jan 1970

Abstract

Perkembangan perdagangan yang pesat, telah mendorong tumbuhnya kota-kota pelabuhan disepanjang pesisir nusantara. Bersamaan dengan itu pula muncul kerajaan-kerajaan Islam di kawasan pesisir seperti Kesultanan Sambas yang berdiri pada dekade ketiga awal abad XVII, yang bergerak dalam aktivitas perdagangan, sehingga tumbuh pula golongan pedagang Melayu dan pedagang-pedagang lainnya yang menjadi tulang punggung bagi aktivitas perekonomian masa itu. Sesungguhnya para pedagang atau saudagar yang bermukim di kota pelabuhan Sambas merupakan masyarakat yang hidup dari perdagangan dan pelayaran. Kelompok ini bersama sultan dan golongan bangsawan di kota pelabuhan Sambas banyak memberi warna pada pertumbuhan didua sektor kegiatan negara dan swasta. Sejarah sosial ekonomi dan politik Kesultanan Sambas abad XIX-XX, sesungguhnya tidak terlepas dari dua hal pokok yaitu terbentuknya kongsi-kongsi Cina di satu sisi dan hadirnya kekuasaan asing Eropa di sisi lain. Oleh karena itu, sejak munculnya jaringan perdagangan yang dikuasai pedagang-pedagang Cina dan menguatnya pengaruh politik serta ekonomi Belanda di Kesultanan Sambas, relasi dan jaringan perdagangan para pedagang Melayu mengalami perubahan. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses terbangunnya perdagangan Melayu, menganalisis relasi antara pedagang Melayu dengan pedagang-pedagang lainnya, dan jaringan perdagangan yang tumbuh di Kesultanan Sambas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah meliputi langkah-langkah: 1) heuristik, 2) kritik sumber, 3) interpretasi, dan 4) historigrafi.

Copyrights © 2019