Pneumonitis lupus, salah satu manifestasi klinis SLE, dapat mengalami perburukan hingga menjadi gagal napas. Penanganan yang tepat diperlukan, meskipun dengan fasilitas terbatas. Mendiskusikan pengalaman klinis dalam menangani pasien dengan gagal napas akut di unit perawatan intensif (ICU) dengan keterbatasan fasilitas. Wanita 23 tahun dirawat di ICU dengan gagal napas akut yang dicurigai akibat pneumonitis lupus. Pemeriksaan laboratorium untuk mengkonfirmasi diagnosis tidak tersedia. Keputusan untuk mempertahankan pasien dengan bantuan ventilator atau ekstubasi dibuat berdasarkan parameter klinis saja. Pada awalnya, kemajuan terapi cukup menjanjikan. Pasien dapat bernapas spontan untuk beberapa hari, sebelum kemudian perlu di intubasi ulang akibat flare lupus kedua. Kondisi klinis pasien memburuk dengan cepat dan akhirnya pasien meninggal. Meskiput banyak keterbatasan di ICU, penilaian klinis dan evaluasi ketat sangat diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan penting seperti kapan harus memulai dan menghentikan bantuan ventilator.
Copyrights © 2020