Naditira Widya
Vol 7 No 2 (2013): Oktober 2013

PERANAN PATUNG BUAYA, NILAI UPACARA ANSAL, DAN PERGESERAN NILAI DALAM MASYARAKAT DAYAK TAHOL DI KABUPATEN NUNUKAN, KALIMANTAN UTARA

Wasita Wasita (Balai Arkeologi Kalimantan Selatan)



Article Info

Publish Date
10 Aug 2016

Abstract

Patung buaya adalah perlengkapan upacara Ansal, sekaligus sebagai cara untuk menunjukkan bahwa yang bersangkutanadalah orang berani. Namun ketika pengayaun dilarang, pelaksanaan upacara mengalami pergeseran makna, yaitu untuk meraihstatus sosial yang tinggi. Kajian patung buaya dalam upacara Ansal ditujukan untuk dapat mendeskripsikan latar belakang pergeseranmakna upacara dan nilai-nilai positifnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dengan metode ini, upaya mendeskripsikanperan patung buaya, artefak, dan situs purbakala, ditempatkan dalam konteks sosial dan peristiwa yang diungkap melalui interpretasiatas penggalian data memori kolektif masyarakat Dayak Tahol. Sementara itu, dalam kaitannya dengan pergeseran makna danpemahaman nilai-nilai positif di dalamnya, dilakukan dengan menempatkan artefak dan situs dalam proses interaksi, yang akan terusdiproduksi oleh manusia dan masyarakat melalui eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Hasil penelitiannya adalah patung buayamemiliki peran dalam upacara Ansal (pasca mengayau) untuk menunjukkan keberanian seseorang dan untuk meraih strata sosial yangtinggi (pasca pengayauan dilarang). Ternyata pergeseran makna tersebut juga disertai adanya nilai-nilai positif di dalamnya, yaituadanya pelajaran untuk kerja keras dan upaya mempertahankan kehormatan keluarga.

Copyrights © 2013