Angka kejadian dan kematian diare pada anak di negara-negara yang sedang berkembang masih tinggi. Lebih-lebih pada anak yang mendapat susu formula, angka tersebut lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan anak-anak yang mendapat ASI, yang melindungi bayi terhadap infeksi. Data yang diperoleh di Rumah Sakit DKT Gubeng Pojok Surabaya mengenai data kejadian diare dalam tiga tahun terakhir pada bayi yakni mulai tahun 2014-2016 dapat disimpulkan bahwa dari tahun 2014-2016 di Rumah Sakit DKT Gubeng Pojok Surabaya terjadi peningkatan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan sebanyak 3-4% dan melebihi angka toleransi, sedangkan angka toleransi dari Rumah Sakit DKT Gubeng Pojok Surabaya terhadap kejadian diare pada balita sebesar 10%. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan Survey Cross Sectional. Populasi penelitian adalah Seluruh bayi berusia 0-6 bulan di Rumah Sakit DKT Gubeng Pojok Surabaya sebanyak 1.849 bayi. Pengambilan sampel secara probability sampling dengan sistematik random samplingdan didapatkan besar sampel 225 bayi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar bayi yang mendapatkan PASI menderita diare sebesar 124 bayi (86,71 %) dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI tidak menderita diare sebesar 62 bayi (75,61 %). Dengan uji Chi-Square didapatkan hasil sebagai berikut, bahwa x2 hitung > x2 tabel (87,84 > 3,84), yang artinya ada hubungan antara pemberian PASI pada bayi usia 0-6 bulan dengan kejadian diare. Diskusi: ada hubungan antara pemberian PASI pada bayi usia 0-6 bulan dengan kejadian diare di rumah sakit DKT Gubeng Pojok Surabaya. Oleh karena itu, bidan sebagia tenaga kesehatan perlu menggalakan dan memotiuvasi para ibu untuk terus memebrikan ASI eksklusif 0-6 bulan.
Copyrights © 2018