Jurnal Hibualamo : Seri ilmu-ilmu Alam dan Kesehatan
Vol 3 No 2 (2019)

PENGARUH STRUKTUR PASIR DAN RONA LINGKUNGAN TERHADAP PENENTUAN LOKASI PENELURAN PENYU DI PULAU METI DAN PULAU PASIR TIMBUL KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Rupilu, K (Unknown)
Fendjalang, S. N. M. (Unknown)
Payer, D (Unknown)
Sohe, Y (Unknown)



Article Info

Publish Date
03 Jan 2020

Abstract

Penyu merupakan reptil berpunggung keras, hidup di air laut dan berkembang biak secara bertelur. Penyu tergolong hewan yang dilindungi dengan kategori Appendix I CITES (Convention on International Trade in Endangered Species), sehingga segala bentuk pemanfaatan dan peredarannya harus mendapat perhatian secara serius. Lokasi peneluran penyu merupakan daerah pantai berpasir yang luas dan landai dan terletak di pantai bagian atas. lokasi peneluran penyu di Kabupaten Halmahera Utara diantaramya adalah Pulau Meti dan Pulau Pasir Timbul. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh struktur pasir dan rona lingkungan terhadap penentuan lokasi peneluran penyu. Penelitian menggunakan metode purposive dilakukan secara sengaja berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat. Data apendik menyangkut struktur pasir, suhu, kadar air liang peneluran serta dokumentasi vegetasi dilakukan secara langsung di lapangan. Hasil analisa substrat liang peneluran pada Pulau Meti pada lokasi LP1 didominasi dengan kategori butiran 0.425-1 mm sebanyak 33.45%, 0.25-0.425 mm sebanyak 27.09% dan 0.125-0.25 mm sebanyak 24.62%. Lokasi LP2 didominasi dengan kategori butiran 0.425-1 mm sebanyak 31.47%, 0.25-0.425 mm sebanyak 28.46% dan 0.125-0.25 mm sebanyak 20.07%. Lokasi LP3 didominasi dengan kategori butiran 0.425-1mm sebanyak 34.41% dan 0.25-0.425 mm sebanyak 31.95%. kisaran suhu liang peneluran LP1 berkisar antara 29.2-31.2°C, LP2 berkisar antara 29.9-31.9°C dan LP3 berkisar antara 30.4-32.1°C. Kadar air sarang liang peneluran LP1 berkisar antara 8.4-10.3°C, LP2 berkisar antara 8.2-9.7°C dan LP3 berkisar antara 6.5-8.9.Vegetasi laut lokasi peneluran terdiri atas Enhalus acoroides dan Sargasum arnaudianum yang merupakan habitat yang cocok untuk daerah pembesaran tukik. Kemiringan pantai lokasi peneluran LP1 dan LP2 memiliki kemiringan 35°, sedangkan LP3 memiliki kemiringan pantai bervariasi 350-450 dan bahkan ada bagian pulau LP3 memiliki kemiringan mencapai 900 diakibatkan oleh abrasi sehingga menjadi barrier bagi penyu mencapai lokasi peneluran. Vegetasi darat lokasi LP1 dan LP2 didominasi oleh tumbuhan besar berbentuk pohon sedangkan lokasi LP3 didominasi oleh tumbuhan perdu dan merayap.

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

hibualamo

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Chemical Engineering, Chemistry & Bioengineering Earth & Planetary Sciences Health Professions Public Health

Description

Jurnal Hibualamo Seri Ilmu-Ilmu Alam dan Kesehatan diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hein Namotemo dua kali dalam setahun tepatnya bulan Mei dan November. Hibualamo sendiri berasal dari bahasa Tobelo yang artinya rumah besar. Menggunakan nama ini sebagai nama ...