Pembangunan bangunan-bangunan bertingkat terutama bangunan bertingkat tinggi di Wilayah Surabaya Timur menimbulkan masalah bagi keselamatan penerbangan karena lokasinya berada dalam cakupan KKOP Bandara Juanda. Di sisi lain, pembangunan pada lokasi lahan belum terbangun memberi kontribusi terjadinya penurunan tanah rata-rata 14 mm/tahun. Dengan posisi wilayah Surabaya timur di pesisir laut, intrusi air asin diindikasikan mempengaruhi korosi pada sub struktur. Ini membahayakan struktur bangunan. Masalah lainnya adalah terjadinya kemacetan lalu lintas oleh munculnya bangunan-bangunan bertingkat di sepanjang periferi koridor. Lebih jauh lagi, pemerintah kota Surabaya belum mempunyai permintakan kawasan pengembangan bangunan tinggi di Wilayah Surabaya Timur sebagai pedoman pengendalian pengembangan kawasan bangunan gedung bertingkat.Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang diidentfikasikan, penelitian ini bertujuan untuk membuat pemintatakan kawasan pengembangan bangunan bertingkat di Wilayah Surabaya Timur. Metoda yang digunakan adalah deskriptif kualitatif untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan bangunan tinggi; AHP untuk menganalisis faktor—faktor prioritas pengembangan bangunan tinggi; Arc GIS untuk menyusun pemintakan kawasan pengembangan bangunan tinggiHasil penelitian ini berupa pemintakatan yang menunjukan persebaran zona bangunan bertingkat sedang dan bertingkat tinggi. Bangunan bertingkat sedang tersebar hampir di seluruh Wilayah Surabaya Timur, dan bangunan bertingkat tinggi terkosentrasi di sepanjang Middle Eastern Ring Road (MERR) dan sebagian lahan belum terbangun.
Copyrights © 2014