Negara tropis seperti Indonesia sangat berpotensi sebagai tempat berkembangnya berbagai penyakit menular berbahaya salah satunya Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. Variasi genetik pada serotipe virus dengue menyebabkan penyakit ini menjadi perhatian dunia medis karena menyebabkan kompleksitas respon imun yang berbeda. Vaksin Dengue (Denvaxia) diperkenalkan oleh WHO pada akhir tahun 2015, namun penggunaannya belum sepenuhnya efektif. Hal ini menyebabkan banyak peneliti berupaya untuk mencari senyawa bioaktif yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai agen antiviral. Streptomyces sp. GMR22 diketahui menghasilkan senyawa bioaktif dengan spektrum yang luas. Ekstrak n-heksane Streptomyces sp. GMR22 memiliki nilai CC50 yang tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan ekstrak Etil Asetat. Hal ini menyebabkan metabolit sekunder yang dihasilkan dapat digunakan untuk analisis lanjut seperti uji antivirus karena aman terhadap sel BHK-21 yang merupakan host virus dengue. Virus DENV-4 merupakan serotipe endemik di Asia Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antivirus DENV-4 menggunakan ekstrak n-heksan Streptomyces sp. GMR22. Aktivitas antivirus dilakukan melalui pengamatan sel BHK-21. Hasil pengamatan morfologi sel BHK-21 terinfeksi virus DENV-4 menunjukkan bahwa pemberian ekstrak n-heksan Streptomyces sp. GMR22 mengurangi terbentuknya Cythophatic Effect (CPE). Namun penggunaan konsentrasi 40 µg/mL menyebabkan kematian pada sel BHK-21. Kata kunci: antiviral, DENV-4, metabolit sekunder, Streptomyces sp. GMR22, CPE
Copyrights © 2020