Pengukuran keberhasilan belajar di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari ujian-ujian berstandar baik tingkat sekolah maupun tingkat nasional. Kendati adanya perubahan konsep ujian menjadi bentuk assessment, namun pengukuran keberhasilan program belajar mengajar harus tetap ada. Hal ini disebabkan karena ujian masih dapat menjadi salah satu patokan untuk merumuskan kebijakan baik perbaikan maupun peningkatan keberhasilan program pendidikan. Dalam ujian atau assessment ada banyak hal yang dapat diukur, misalnya dalam matematika, harus dapat mengukur minimal kemampuan matematisnya. Salah satu kemampuan matematis yang dapat diukur adalah kemampuan logis matematis. Dalam belajar matematika kemampuan logis matematis perlu dikembangkan karena dapat membuat siswa berpikir secara cepat, mengatur rencana sebelum diungkapkan, dan memperhatikan sebab akibat dari suatu tindakan. Dalam penelitian ini dideskripsikan jumlah siswa dalam suatu komunitas yang memiliki kecenderungan bekemampuan logis matematis relatif sedikit. Selain itu tidak terdapat hubungan yang cukup kuat antara kemampuan logis matematis dengan prestasi belajar siswa. Terdapat kesenjangan antara nilai tes kemampuan logis dengan nilai prestasi belajar siswa. Hal ini dapat memprediksi bahwa ada kemungkinan tidak ada perubahan yang signifikan terhadap peringkat kesuksesan ujian bertaraf nasional apabila tidak dilakukan berbagai perubahan, karena sejatinya siswa SMA merupakan generasi penerus keberlangsungan hidup suatu bangsa di masa yang akan datang
Copyrights © 2020