Sejak awal pembentukannya, warga Gereja Injili di Tanah Jawa bergumul untuk merespons tantangan bernegara dan berbudaya Jawa. Di satu pihak ada kelompok warga yang ingin menjaga kemurnian iman Mennonite dengan menekankan pemisahan antara urusan gereja dan negara, serta menjauhkan diri dari pengaruh budaya; di pihak lain ada kelompok warga yang ingin memberi ruang yang besar bagi keterlibatan bernegara dan berbudaya. Dengan demikian, terjadi kebingungan dalam menyikapi hubungan antara gereja dan negara serta budaya. Tulisan ini bermaksud mengangkat persoalan tentang upaya warga Gereja Injili di Tanah Jawa untuk dapat memberi ruang keterlibatan bernegara dan berbudaya, sambil tetap memelihara identitas iman Mennonite yang diwarisinya. Metode yang digunakan dalam rangka menjawab permasalahan tersebut adalah metode analisis-deskriptif. Analisis dilakukan terhadap materi historis yang merepresentasikan pergulatan sosial-budaya yang dialami oleh warga Gereja Injili di Tanah Jawa.
Copyrights © 2020