Komoditas cabai terdiri dari berbagai varian, yaitu cabai besar yang terdiri dari cabai merah besar dan cabai merah keriting, serta cabai rawit yang terdiri dari cabai rawit hijau dan cabai rawit merah. Di antara varian tersebut, cabai merah keriting adalah cabai yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat. Sepanjang 2015-2016 cabai merah dan cabai rawit berkontribusi terhadap inflasi nasional. Dengan kondisi tersebut, para petani khususnya petani tanaman cabai merah keriting harus terus berinovasi agar produksinya terus meningkat. Perkembangan budidaya tanaman ini juga terus meningkat sehingga terjadi kompetisi yang semakin ketat. Permasalahannya, semakin banyak petani yang mencoba membudidayakan tanaman tersebut tidak diimbangi dengan pengetahuan mengenai cara penanganan apabila terserang penyakit. Banyak kendala yang dihadapi para petani dalam proses menanam atau budidayanya, salah satunya penyakit yang menyerang tanaman tersebut. Hama penyakit tanaman ini merupakan OPT (Organisme Pangganggu Tanaman) yang harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi kondisi maupun produktifitasnya. Organisme Pangganggunya selain sebagai hama juga sebagai vektor pembawa penyakit. Dalam penelitian kali ini, sistem dikembangkan menggunakan metode Dempster-Shafer sebagai media diagnosia penyakit tanaman cabai merah keriting. Tujuan dari penelitian ini untuk membantu pengguna sistem khususnya para petani tanaman jenis tersebut agar dapat mengetahui atau mengidentifikasi penyakit ketika terkena penyakit serta cara menanggulanginya. Dari kasus uji coba yang telah dilakukan, didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa aplikasi berfungsi dengan baik sesuai dengan metode Dempster-shafer dengan teknik inferensi forward chaining.
Copyrights © 2019