Pendahuluan : Pemukiman di sepanjang rel kereta api syarat akan paparan bising tinggi dari aktivitas kereta api. Efek kesehatan seperti gangguan pendengaran dan gangguan non auditori dimungkinkan timbul akibat paparan bising. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan tingkat bising di pemukiman sepanjang rel kereta api dan mengetahui gangguan non auditori yang dialami penduduk. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di pemukiman yang tepat berada di sepanjang Rel Ngagel Rejo, yaitu pemukiman di Jalan Mustika Baru, dengan besar sampel 25 responden ibu rumah tangga. Dilakukan pengukuran tingkat bising dan wawancara untuk mengetahui gangguan non auditori pada ibu rumah tangga. Hasil : Hasil pengukuran kebisingan siang malam (Lsm) di pemukiman sepanjang rel kereta api menunjukkan 65,89 dB(A) yang artinya melebihi baku mutu tingkat kebisingan yang di tetapkan yaitu 55 dB(A). Sebanyak 32% responden mengalami gangguan tidur, 24% responden mengalami gangguan komunikasi dan 16& responden mengalami gangguan psikologis. Pembahasan : Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa bising yang ada di pemukiman telah melebihi baku mutu yang ditentukan serta gangguan non auditori yang dialami responden hanya sebagian kecil saja. Kata Kunci : bising, gangguan non auditori, gangguan tidur, gangguan psikologis
Copyrights © 2017