KALANGWAN
Vol 6 No 1 (2020): Juni

Pupuh Dalam Dramatari Arja Rare Angon Oleh Keluarga Kesenian Bali RRI Denpasar

Adhi Santika, Sang Nyoman Gede (Unknown)
Sedana, I Nyoman (Unknown)
Marajaya, I Made (Unknown)



Article Info

Publish Date
10 Sep 2020

Abstract

Pertunjukan dramatari Arja Rare Angon oleh Keluarga Kesenian Bali RRI Denpasar yang dipentaskan pada tahun 2006 tidak lepas dari keberadaan pupuh, sehingga dapat dikatakan sebagai dramatari bertembang karena peranan pupuh tersebut sebagai media ungkap dalam pengantar cerita Rare Angon yang terelaborasi dengan elemen-elemen pendukung yang ada dalam dramatari Arja. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memahami bentuk, estetika, dan makna pupuh dalam dramatari Arja Rare Angon oleh Keluarga Kesenian Bali RRI Denpasar. Penelitian pupuh tersebut menggunakan desain penelitian deskriptif analitik. Ada tiga pokok permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini meliputi : (1) Bagaimana bentuk pupuh yang terdapat dalam Dramatari Arja Rare Angon oleh Keluarga Kesenian Bali RRI Denpasar? (2) Bagaimana estetika Pupuh yang terdapat dalam Dramatari Arja Rare Angon oleh Keluarga Kesenian Bali RRI Denpasar? (3) Apa makna syair Pupuh yang terkandung dalam Dramatari Arja Rare Angon oleh Keluarga Kesenian Bali RRI Denpasar? Permasalahan tersebut dianalisis dengan teori bentuk, teori estetika, dan teori semiotika. Jenis data penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui teknik observasi, teknik wawancara, studi kepustakaan, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Pupuh memiliki unsur-unsur pembentuknya diantaranya unsur utama yakni tiga pola persajakan antara lain Padalingsa, Guru Wilangan dan Guru Dingdong dan juga syair Pupuh yang didapat dari sumber cerita Rare Angon, kemudian unsur penunjang antara lain Notasi, alur cerita, dan penokohan; (2) estetika Pupuh dalam dramatari Arja Rare Angon adalah keutuhan yang menggabungkan seluruh unsur pembentuk Pupuh pada adegan papeson dan adegan panyerita dengan memiliki keselarasan pada adegan papeson ketika terjalin hubungan antara Pupuh, gerak tari, dan musik iringan. Kecemerlangan terletak pada daya pikir para penari dalam menggunakan teknik nyompong dan dalam menciptakan syair pupuh dalam improvisasi adegan panyerita dan pekaad. (3) Pupuh dalam dramatari Arja Rare Angon memiliki dua makna, yaitu makna denotasi dan makna konotasi. Makna denotasi adalah Pupuh secara keseluruhan adalah sebuah representasi dari alur cerita Rare Angon, sedangkan makna konotasi adalah makna yang tidak tampak namun dapat dirasakan. Artinya Pupuh dalam dramatari Arja Rare Angon mengandung makna simbolik, keindahan, keteladanan, penyucian diri, dan makna kedamaian.

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

kalangwan

Publisher

Subject

Arts Humanities

Description

Jurnal Seni Pertunjukan Kalangwan merangkum berbagai topik seni pertunjukkan, baik yang menyangkut konsepsi, gagasan, fenomena maupun kajian. Kalangwan memang diniatkan sebagai penyebar informasi seni pertunjukan sebab itu dari jurnal ini kita memperoleh dan memtik banyak hal tentang seni ...