Kemiskinan dan estetika sebagai dua konsep kontras disatukan sastra dalam artikel ini melalui pembahasan konstruksi kemiskinan sebagai strategi estetis dalam dua dongeng; Hansel and Gretel dan Tom Thumb. Konsep kemiskinan sebagai 'kekurangan' disajikan sebagai strategi untuk mendapatkan perhatian pembaca, konsensus nilai, moral, dan ideologi dalam narasi dua dongeng dipetakan dalam artikel ini untuk mengungkapkan konsekuensi narasi pada lingkungan sosial. Melalui teori representasi Stuart Hall, konstruksi pengetahuan tentang kemiskinan dilacak dalam teks menggunakan pendekatan konstruksionis. Kami memilih model diskursif dalam analisis diskursif Foucauldian untuk menghubungkan data intrinsik novel dengan konteks sosial sehingga silsilah rezim kebenaran terlacak. Hasil analisis ini menunjukkan upaya oligarki melanggengkan avant garde; sebagai penguasa yang tepat atas orang miskin. Diksi yang dipilih dalam teks-teks mengarah pada kesimpulan bahwa kemiskinan identik dengan kejahatan: kondisi alam melegitimasi kekerasan oleh mereka yang miskin. Kedua dongeng tersebut menjadi alat untuk menyebarkan ideologi borjuis melalui naturalisasi narasi.
Copyrights © 2020