Jurnal Tashwir
Vol 1, No 2 (2013)

Filsafat Hidup Tuan Guru Tasawuf Kota Banjarmasin

Kumari, Fatrawati ( Fakultas Ushuluddin dan Humaniora IAIN Antasari)
Hakim, Abdul ( Fakultas Ushuluddin dan Humaniora IAIN Antasari)
Rusdiah, Rusdiah ( Fakultas Ushuluddin dan Humaniora IAIN Antasari)



Article Info

Publish Date
18 Sep 2014

Abstract

Sufism grows in almost all parts of Indonesia, including Banjarmasin. The teaching of Sufism takes place through recitation by Islamic scholars, either in the mosques, prayer rooms, and houses. One thing that is typical from Sufism recitation is the simplicity of the pattern and the figure of the Islamic scholars. This fact is inseparable from the principle that guides the scholars in living everyday life. To live life as a Sufism Islamic scholar is not simple since this profession is not promising material when compared with Islamic scholars of general religious knowledge. To observe further, a qualitative study is designed with using Sufism and philosophy approach. Through in-depth interview with four samples of Sufism Islamic scholars who are considered influential in Banjarmasin, some points are found. First, from philosophy point of view, the Sufism scholars’ view on the nature of work, the nature of society, and the nature of worship indicates a strong tendency on spiritual orientation, even though still they try to balance the material and spiritual. Secondly, from Sufism point of view, it is identified that all the Sufism scholars show clearly the pattern of Sunni Sufism. Key words: Islamic scholars, Sufism, life philosophy Tasawuf berkembang hampir di semua wilayah Indonesia, tak terkecuali di Banjarmasin. Pengajaran tasawuf  berlangsung melalui pengajian-pengajian oleh tuan guru, baik di masjid, mushalla, maupun rumah penduduk. Satu hal yang khas dari pengajian tasawuf adalah kesederhanaan pola pengajian dan sosok tuan gurunya. Kenyataan tersebut tidak lepas dari prinsip hidup yang dipedomani seorang tuan guru tasawuf dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Menjalani hidup sebagai seorang tuan guru tasawuf bukan hal yang mudah karena profesi ini tidak menjanjikan materi jika dibandingkan dengan tuan guru ilmu agama umum.  Untuk mengkaji lebih jauh, dilakukan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan filsafat dan tasawuf. Melalui teknik wawancara mendalam terhadap 4 sampel tuan guru tasawuf yang dianggap berpengaruh di kota Banjarmasin, ditemukan beberapa hal. Pertama, dari sudut filsafat, pandangan tuan guru tasawuf tentang hakikat bekerja, hakikat bermasyarakat dan hakikat beribadah memperlihatkan dengan jelas kecenderungan yang kuat pada orientasi spiritual meskipun mereka berusaha menyeimbangkan antara materil dan spiritual. Kedua, dari sudut pandang tasawuf, dapat diketahui, bahwa semua tuan guru tasawuf memperlihatkan dengan jelas corak tasawuf sunni. Kata kunci: tuan guru, tasawuf, filsafat hidup.

Copyrights © 2013