Bekicot (Achatina fullica) adalah moluska yang hidup hampir di seluruh belahan dunia. Masyarakat pedesaan sering memanfaatkan lendir bekicot sebagai obat luka. Lendir bekicot memiliki senyawa yang diduga berkhasiat sebagai penyembuh luka dan antimikroba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan lendir bekicot terhadap penyembuhan luka sayat pada mencit (Mus musculus) galur wistar dibandingkan dengan povidon iodine 10%. Desain penelitian eksperimental dengan subjek penelitian 30 ekor mencit (Mus musculus) galur wistar yang diberi luka sayat paha kanan. Subjek dibagi menjadi 5 kelompok yaitu, K(-) aquades, K(+) povidone iodine 10%, K1 (100%), K2 (75%), K3 (50%). Data diambil adalah waktu penyembuhan luka sayat dan pengamatan makroskopis kriteria Nagaoka. Rata-rata waktu yang dibutuhkan penutupan luka K(-) 9,83 hari, K(+) 6,83 hari, K1 6,5 hari, K2 6 hari dan K 3 6,16 hari. Uji ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95% (p=0,05) menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi pada berbagai konsentrasi dengan kelompok povidon iodine 10% dan aquades (p<0,05), Kemudian dilanjutkan dengan uji post hoc menunjukan bahwa berbagai kandungan lendir bekicot mempunyai efek yang sama dengan povidon iodine 10%. Hasil penelitian menunjukan lendir bekicot pada berbagai konsentrasi efektif mempercepat penyembuhan luka sayat dibandingkan aquadest (p<0,05) tetapi tidak berbeda signifikan jika dibandingkan dengan povidone iodine 10%. Kesimpulan, lendir bekicot mampu mempercepat penyembuhan luka sayat pada mencit.
Copyrights © 2016