Tunas Geografi
Vol 9, No 1 (2020): JURNAL TUNAS GEOGRAFI

PENENTUAN PUSAT PELAYANAN PERKOTAAN DI KOTA TANJUNGPINANG

Mita Apriana (Universitas Diponegoro)
Iwan Rudiarto (Universitas Diponegoro)



Article Info

Publish Date
26 Jul 2020

Abstract

 As a developing region, the problem of inequality development is a challenge for Tanjungpinang City so that the determination of centre place is the most important to do. The objective of this study is to identify areas in Tanjungpinang that have the potential as a central place. Quantitative approach was applied with central place, scalogram, and spatial interaction analysis as the assessment tools. The results indicate that Tanjungpinang Timur district has the potential as a central place in Tanjungpinang City which has 23 types of service facilities and totalling 550 units. It influenced on the strength of spatial interaction among districts in Tanjungpinang City. The highest spatial interaction value is Tanjungpinang Timur district of 236,428,545 and the lowest is Tanjungpinang Kota District of 21,002,925. These results can be a consideration for the local governments to determining the direction of regional development. By optimizing central places, the issue of development inequality in Tanjungpinang City can be avoided.Keywords: scalogram; christaller; Marshall Index; central place; Tanjungpinang  Sebagai wilayah yang sedang berkembang, permasalahan kesenjangan dan ketidakmerataan pembangunan menjadi sebuah tantangan bagi Kota Tanjungpinang sehingga penentuan pusat pelayanan perkotaan menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi wilayah di Kota Tanjungpinang yang berpotensi sebagai pusat pelayanan perkotaan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis orde perkotaan berdasarkan teori tempat pusat/central place, yaitu dengan menggunakan analisis skalogram dan analisis interaksi keruangan. Hasil analisis menyatakan pusat pelayanan utama di Kota Tanjungpinang berada di Kecamatan Tanjungpinang Timur, memiliki 23 jenis fasilitas pelayanan sebanyak 550 unit, dengan nilai interaksi keruangan tertinggi sebesar 236,428,545, sedangkan yang memiliki nilai interaksi terendah adalah Kecamatan Tanjungpinang Kota sebesar 21,002,925. Hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah daerah untuk mengoptimalkan pusat-pusat pelayanan dalam menentukan arah pembangunan dan pengembangan wilayah, agar isu kesenjangan dan ketidakmerataan pembangunan di Kota Tanjungpinang dapat dihindari.Kata Kunci: skalogram, indeks sentralitas Marshall, pusat pelayanan, Tanjungpinang

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

tgeo

Publisher

Subject

Astronomy Earth & Planetary Sciences Education Environmental Science Other

Description

The main focus of this journal is Geography Learning, Social and Human Geography, Regional Development, Geographic Information Systems, Remote Sensing, Disaster and Mitigation, Geology and Geomorphology, Oceanography and Coastal. This journal target is teachers, lecturers, graduates, and ...