Latar Belakang: Gizi masyarakat mempengaruhi kecerdasan dan kesejahteraan, akan tetapi banyak bayi yang mengalami rawan gizi karena pemberian MPASI (makanan pendamping ASI) yang terlalu dini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan status gizi pada bayi yang diberi ASI eksklusif dan MP-ASI dini di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar tahun 2017. Metode: Penelitian ini dilakukan dngan metode deskriptif analitik dengan desain case control. Populasi dalam penelitian ini adalah adalah semua bayi usia 7-12 bulan berstatus gizi baik dan kurang di wilayah kerja Puskesmas Jantho. Pengambilan sampel menggunakan rumus studi kasus kontrol sehingga diperoleh sebanyak 58 bayi dengan status gizi baik dan 58 bayi dengan status gizi kurang. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi bayi kurang yang diberikan MP-ASI sebesar 75.9% lebih besar dibandingkan dengan status gizi bayi baik sebesar 41.4%. Sedangkan pada status gizi bayi kurang yang diberikan ASI eksklusif hanya sebesar 24.1% namun pada bayi dengan status gizi bayi baik diperoleh 58.6%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa, ada perbedaan status gizi bayi yang diberi ASI eksklusif dan MP-ASI dini, ada hubungan antara status gizi dengan pemberian ASI eksklusif ibu, pemberian MP-ASI dini, tingkat pendidikan, pendapatan orang tua, paritas, jarak kelahiran, pelayanan kesehatan, sanitasi lingkungan, personal hygiene, perawatan payudara, produksi ASI, lingkungan sosial dan Inisiasi Menyusu Dini. Ketika dilakukan analisis lebih lanjut berdasarkan analisis multivariat paritas merupakan faktor yang paling dominan terhadap status gizi bayi. Kesimpulan: Peneliti dapat memberikan kesimpulan bahwa bayi yang mengalami gizi kurang lebih banyak pada bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif. Dimana faktor yang paling dominan disebabkan oleh paritas.
Copyrights © 2019