Jurnal Diplomasi Pertahanan
Vol 5 No 3 Jurnal Diplomasi Pertahanan (Desember 2019)

DIPLOMASI PERTAHANAN INDONESIA TERHADAP PELANGGARAN WILAYAH OLEH CHINA DI PERAIRAN KEPULAUAN NATUNA MELALUI PELAKSANAAN LATIHAN PUNCAK ANGKASA YUDHA TNI AU TAHUN 2016

Kusuma, Wida Sanditya (Unknown)
Halkis, Mhd (Unknown)
Yusgiantoro, Purnomo (Unknown)



Article Info

Publish Date
01 Dec 2019

Abstract

Abstrak – Pasca insiden penangkapan kapal pencuri ikan nelayan China di perairan Kepulauan Natuna, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menyampaikan pesan bahwa perairan Natuna adalah milik Indonesia yang sah dan berdaulat. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan di Natuna pasca insiden tersebut adalah pelaksanaan Latihan Puncak Angkasa Yudha yang diselenggarakan oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU). Latihan Puncak Angkasa Yudha adalah latihan rutin dan tertinggi yang dimiliki oleh TNI AU. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan studi kasus, tesis ini akan mengkaji tentang peran dan bentuk Diplomasi Pertahanan yang terkandung dalam pelaksanaan Latihan Puncak Angkasa Yudha dalam rangka turut menciptakan pertahanan dan keamanan di kawasan perairan Natuna. Teori yang dipakai dalam tesis ini ialah teori kekuatan udara, teori deterensi non-nuklir, dan konsep diplomasi pertahanan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Latihan Puncak Angkasa Yudha memiliki peran sebagai diplomasi pertahanan Indonesia dalam menjaga pertahanan dan keamanan perairan Natuna, serta adanya deterrence effect atau daya gentar yang berbentuk pengurangan angka pelanggaran batas wilayah hukum oleh China di wilayah tersebut sebagai bukti peningkatan kapasitas (capacity building) dan peningkatan kepercayaan (confidence building measures/CBMs) sekaligus meningkatkan hubungan harmonis dengan negara China yang sempat tegang akibat insiden tersebut.Kata kunci: China, deterrence effect, Diplomasi Pertahanan, Latihan Puncak Angkasa Yudha, Natuna Abstract – After the incidents of Chinese illegal fishing boat arrests in the Natuna Islands waters, various attempts were made by the Indonesian government to convey the message that Natuna waters’ sovereignty is owned legitimately by Indonesia. One of the activities carried out in Natuna after the incident was the Grand Exercise Angkasa Yudha which was organized by the Indonesian Air Force. Angkasa Yudha Exercise is the annual exercise and the highest form of exercise of Indonesian Air Force. This study uses qualitative research method and study case approach that will examine the role and and forms of defense diplomacy contained in the exhibition of Angkasa Yudha Exercise. Theories used in this thesis are air power theory, deterrence theory (non-nuclear deterrence), and defense diplomacy concept. From this study, it could be concluded that Angkasa Yudha Exercise has a role as Indonesia’s defense diplomacy in maintaining the defense and security of Natuna waters in terms of capacity building and confidence building measures (CBMs), also it gives deterrence effect in the form of reducing the number of Chinese’s violations in the area, this effort also aims to increase harmonious relations with the once-tensed relation with China after the incident.Keywords: Angkasa Yudha exercise, defense diplomacy, deterrent effect, China, Natuna

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

DP

Publisher

Subject

Decision Sciences, Operations Research & Management Economics, Econometrics & Finance Education Social Sciences

Description

Jurnal Diplomasi Pertahanan bertujuan untuk mempublikasikan pemikiran akademis mencakup masaalah diplomasi pertahanan seperti, misi damai militer ke luar negeri, hubungan kerjasama, negosisasi, komunikasi, resolusi konflik keamanan antar negara, lingkungan regional dan Global. Strategi berupa upaya ...