SITEKIN: Jurnal Sains, Teknologi dan Industri
Vol 10, No 1 (2012): Desember 2012

Kinerja Modulus Resilien dan Deformasi Permanen dari Campuran Lapis antara (AC-BC) yang Menggunakan Material Hasil Daur Ulang (RAP)

Suherman Suherman (Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau)



Article Info

Publish Date
12 Nov 2014

Abstract

Penggunaan material hasil daur ulang (RAP) merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah dalam pembangunan dan perawatan jalan raya yang disebabkan oleh tingginya harga material baru. Teknologi daur ulang selain mempertahan struktur perkerasan yang lama juga tetap menjaga geometri perkerasan. Pada penelitian ini dilakukan dua tipe campuran AC-BC dengan menggunakan 15% dan 25% RAP. Pengujian laboratorium untuk mengetahui karekteristik campuran adalah dengan pengujian Marshall, PRD, Immersion, Modulus dengan alat UMATTA dan Wheel Tracking. Hasil pengujia  memperlihatkan bahwa semakin banyak kandungan aspal RAP maka  nilai penetrasi semakin turun dan nilai titik lembek semakin naik. Hasil pengujian Marshall dengan nilai stabilitas paling tinggi (1730,9 Kg) dihasilkan oleh campuran yang menggunakan 25% RAP. Nilai IRS terbesar (96,66%) juga dihasilkan oleh campuran yang menggunakan 25% RAP. Nilai UMATTA terbesar (3818 Mpa pada temperatur 300 C) juga dihasilkan oleh campuran yang menggunakan 25% RAP. Nilai total deformasi terkecil (0,55 mm pada temperatur 450 C) juga dihasilkan oleh campuran yang menggunakan 25% RAP. Maka secara keseluruhan dapat dilihat bahwa campuran yang menggunakan 25% RAP memberikan hasil kinerja yang baik.

Copyrights © 2012






Journal Info

Abbrev

sitekin

Publisher

Subject

Control & Systems Engineering Decision Sciences, Operations Research & Management Economics, Econometrics & Finance Industrial & Manufacturing Engineering Other

Description

Sesuai dengan standard ISO 45001 bahwa karyawan harus berpartisipasi dalam melakukan pencegahan kecelakaan. Untuk itu perusahaan telah menetapkan Program Hazob (Hazard Observation) untuk mengidentifikasi bahaya dan melakukan tindakan koreksinya. Penerapan Program Hazob masih dengan metode ...